5 Tokoh Pemuda ini Rela Bertaruh Nyawa demi Kemerdekaan Indonesia

Hadi Widodo
Jenderal Soedirman (Foto: Okezone)

JAKARTA, iNewsPantura.id - Demi mempertahankan wilayah Indonesia dari tangan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa dibutuhkan pengorbanan tokoh-tokoh bangsa meski nyawa jadi taruhannya.

Berikut adalah tokoh-tokoh pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia:

 

5. Daan Mogot

Nama Daan Mogot mungkin kurang dikenal dalam perjuangan kemerdekaan. Tokoh yang namanya dijadikan nama jalan di Jakarta Barat ini merupakan pejuang pada Pertempuran Lengkong yang terjadi di Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Tangerang.

Aksi tersebut bertujuan untuk melucuti senjata tentara Jepang. Daan Mogot dan pasukan menjalani misi itu karena tidak ingin kawasan Parung dikuasai oleh pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada 24 Januari 1946.

Daan Mogot juga tergabung sebagai anggota Pembela Tanah Air (PETA) di Bali dan Jakarta pada 1942-1945. Pemuda ini lahir pada 28 Desember 1927 dan wafat saat berusia 18 tahun pada Pertempuran Lengkong.

 

4. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman adalah tokoh yang memimpin perang gerilya untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Saat itu, Soedirman sedang menderita sakit paru-paru (TBC), namun dirinya tetap berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

 

Saat Belanda melanggar perjanjian Renville, Soedirman tidak tinggal diam. Ia diincar oleh Jenderal Simons Spoor, panglima tentara Belanda yang memimpin Agresi Militer II. Panglima tentara Belanda menyerang Yogyakarta saat masih menjadi ibu kota Indonesia.

 

Soedirman pun diperintah untuk istirahat dan bersembunyi oleh Presiden Soekarno. Namun dirinya memilih melakukan perang gerilya dengan dibantu tandu. Usaha dan pengorbanannya tidak sia-sia karena berhasil mengelabui pihak Belanda.

Serangan Soedirman dikenal sebagai peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Soedirman, Panglima besar TNI pertama, lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916. Ia dikenal dengan jiwa pantang menyerah demi membela bangsa.

3. Sultan Hamengkubuwono IX

Sultan Hamengku Buwono IX, yang lahir pada 12 April 1912, adalah Raja Kesultanan Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai raja pada 1940, setelah ayahnya mangkat. Ketika itu, Sultan Hamengku Buwono IX baru kembali ke Indonesia, tepatnya pada tahun 1939, usai menyelesaikan pendidikan di Belanda. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Sultan Hamengkubuwono IX segera menyatakan bahwa Kesultanan Yogyakarta berada di dalam naungan NKRI.

 

Peran Sultan Hamengkubuwono IX dalam perjuangan Indonesia, terutama dalam mempertahankan kemerdekaan, tak perlu diragukan. Ia menyediakan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pada tahun 1946, ketika kondisi Jakarta tidak memungkinkan sebagai tempat menjalankan roda pemerintahan. Bahkan, sang Sultan menyumbangkan bantuan, baik moril maupun materil, demi terselenggaranya pemerintahan. Sultan Hamengkubuwono IX juga merupakan tokoh inisiator Serangan Umum 1 Maret 1949. Kapabilitasnya dalam diplomasi antara Pemerintah RI dan Kerajaan Belanda juga diakui di tengah upaya mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda.

 

2. Margonda

Margonda adalah tokoh yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di kawasan Depok, Jawa Barat. Margonda lahir di Bandung, tahun 1918. Ia menjadi salah satu tokoh pemuda yang berjuang merebut kekuasan wilayah Depok dari para sekutu. Namun sangat disayangkan, Margonda harus gugur pada usia 27 tahun ketika menjalankan aksinya itu.

Margonda merupakan tokoh revolusi yang bertugas memimpin Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI). Pada 11 Oktober 1945, Margonda dan pasukan AMRI mengepung wilayah Depok. Alasan di balik itu karena Depok tidak mau bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya terjadilah pertempuran antara AMRI dan pasukan Sekutu yang ingin merebut Depok kembali. Puncak pertempuran terjadi pada 16 November 1945 hingga menggugurkan banyak pejuang Indonesia, salah satunya Margonda.

1. Slamet Riyadi

Slamet Riyadi menjadi tokoh pemuda yang ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Riyadi lahir di Surakarta, Jawa Tengah 26 Juli 1927.

Ia menempuh pendidikannya di Akademi Pelaut di Jakarta pada tahun 1942, kemudian setelah lulus dirinya bekerja sebagai navigator di sebuah kapal. Perannya dalam kemerdekaan Indonesia dimulai saat Slamet nekat menerobos desingan peluru musuh di markas Kempetai, Solo Jawa Tengah.

Aksinya tersebut membuat Slamet Riyadi diangkat menjadi mayor oleh Menteri Pertahanan, yang saat itu dijabat oleh Mohammad Hatta. Slamet menduduki pangkat mayor saat usianya masih 19 tahun.

 

Setelah menerima pangkat mayor, ia mulai menghentikan aksi tentara Belanda pada Agresi Militer I di Salatiga sampai perang gerilya saat Agresi Militer II. Kemampuannya dalam memimpin pun dikagumi oleh pihak Belanda.

Lalu, ia dikirim untuk meredakan pemberontakan yang dilakukan Westerling dengan Angkatan Perang Ratu Adil. Dengan kemampuannya, Slamet Riyadi berhasil meredakan pasukan DI/TII. 

 

Artikel ini telah ditayangkan Okezone.com dengan judul "5 Tokoh Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Berani Menembus Desingan Peluru" Tim Litbang MPI , MNC Portal  Sabtu 29 Oktober 2022 06:14 WIB selengkapnya di https://nasional.okezone.com/read/2022/10/28/337/2696692/5-tokoh-pemuda-dalam-perjuangan-kemerdekaan-indonesia-berani-menembus-desingan-peluru?

Editor : Hadi Widodo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network