Cakupan UHC Negara Indonesia Tercepat di Dunia

Trias Purwadi
Petugas Kantor BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan sedang memberikan pelayanan kepada peserta JKN di kantornya, kemarin. (Foto/Trias P)

Pekalongan,iNewsPantura.id –Lebih dari 277 juta jiwa atau 98,67 persen penduduk Indonesia per 1 September 2024 terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan nasional (JKN). Capaian ini mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan cakupan Universal Health Coverage (UHC) tercepat di dunia, dalam satu dekade.

‘’Jika dibandingkan dengan capaian UHC di negara lain, seperti Korea Selatan, ternyata memerlukan 12 tahun untuk mencapainya,’’ kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti pada Media Workshop bertajuk “Potret Satu Dekade Perjalanan Membangun Indonesia Sehat dan Menjaga Keberlangsungan Program JKN pada Pemerintahan Baru,” selama 10 tahun penyelenggaraan Program JKN, Rabu, (25/9/2024).

Workshop itu dilakukan secara offline di Jakarta dan diikuti melalui daring di semua Kantor Cabang BPJS di seluruh Indonesia termasuk BPJS Pekalongan yang dihadiri beberapa wartawan.

Lebih lanjut Ghufron menjelaskan, dalam upaya menjaga keberlanjutan Program JKN, BPJS Kesehatan terus memperkuat kemitraan dengan 23.294 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 3.140 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL). BPJS Kesehatan juga memperluas layanan kesehatan di Daerah Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan Memenuhi Syarat (DBTFMS) di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar

"Pada 2014, tercatat 92,3 juta pemanfaatan per tahun, dan pada 2023 jumlahnya meningkat menjadi 606,7 juta pemanfaatan per tahun, atau sekitar 1,7 juta pemanfaatan setiap hari. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat semakin memanfaatkan akses kesehatan yang disediakan oleh JKN,” tegasnya.

Menurut dia, inovasi teknologi menjadi kunci peningkatan layanan. Aplikasi Mobile JKN memungkinkan peserta untuk mengambil antrean online, mengubah data, hingga mencari informasi. Hal ini sejalan dengant transformasi mutu layanan BPJS Kesehatan, dengan memberikan layanan yang semakin mudah, cepat, dan setara bagi seluruh peserta JKN.

“Keberhasilan Program JKN menarik minat banyak negara untuk mempelajari sistem penyelenggaraan Program JKN. Negara-negara seperti Inggris, Korea Selatan, dan Malaysia. Tak hanya itu, organisasi internasional seperti World Bank, Joint Learning Network (JLN), dan International Social Security Association (ISSA) telah menjadikan BPJS Kesehatan sebagai model dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan di kancah global. Pada Maret 2024, ISSA bahkan menggelar The 17th ISSA International Conference on ICT in Social Security di Bali, dengan BPJS Kesehatan sebagai tuan rumah,” ujar Ghufron.

Menghadapi pemerintahan baru, BPJS Kesehatan telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan Program JKN. Menurut dia, kunci utama dalam mendukung kesinambungan Program JKN adalah penguatan cadangan dana JKN  melalui pengelolaan aset dan likuiditas yang lebih optimal, serta kerja sama erat dengan pemerintah.

“Salah satu tantangan yang dihadapi BPJS Kesehatan adalah meningkatnya kasus penyakit berbiaya katastropik, seperti hipertensi, diabetes, dan kanker, yang pada 2023 mencapai Rp34,7 triliun. Untuk mengatasi hal ini, BPJS Kesehatan gencar menyosialisasikan skrining kesehatan secara dini dan mengelola penyakit kronis melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), yang menyediakan layanan khusus bagi penderita diabetes dan hipertensi,” terangnya..

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menyatakan bahwa capaian UHC melalui Program JKN di Indonesia ini terbilang sangat cepat dibandingkan dengan negara maju sekali pun. Menyambut pemerintahan baru, dirinya mengatakan bahwa Program JKN akan tetap menjadi prioritas.

Pemerintahan baru nanti semestinya berkomitmen meneruskan Program JKN sebagai salah satu program strategis negara. ‘’Kami juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk senantiasa mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan Program JKN,"tegas Hasan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan tidak hanya berperan di sektor kesehatan, tetapi juga sebagai bagian dari transformasi bangsa. Menurut dia, kontribusi berbagai pihak memainkan peran penting dalam ekosistem JKN.

"Peran BPJS Kesehatan sebagai penggerak ekonomi sangat penting, namun dengan semakin besar kepesertaan JKN, kita harus memastikan layanan di fasilitas kesehatan tetap optimal," ungkapnya.

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional, Nunung Nuryartono menekankan pentingnya dalam menjaga pengelolaan Program JKN.  Pertama adalah penguatan tata kelola Program JKN, yang diiringi dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak. Tak hanya itu, yang terakhir adalah menjaga efektivitas program," kata Nunung.

Koordinator Advokasi Jaminan Sosial BPJS Watch, Timboel Siregar turut mendukung pentingnya kolaborasi dengan stakeholder. Ia mengatakan bahwa BPJS Kesehatan tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk optimalisasi layanan, keaktifan peserta, dan kesinambungan iuran.

Usai Media Workshop dilanjutkan penganugerahan karya jurnalistik. Jumlah peserta lomba jurnalistik mencapai 168 karya dari media cetak, televisi, online, foto dan radio. Adapun kategori lomba yang diselenggarakan adalah kategori online, televisi, radio, dan foto. Kemudian BPJS juga memberikan penghargaan Jamkesnews Award  kategori daerah dan testimoni serta kategori kedeputian wilayah. Selain itu, juga memberikan penghargaan kepada berita positif terbanyak dari media.***

Editor : Trias Purwadi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network