BLORA, iNewsPantura.id – Isu pembongkaran makam yang diduga sebagai makam keturunan habib palsu di Dukuh Manggir, Desa Ngumbul, Kecamatan Todanan, Blora, memicu kericuhan di kalangan warga setempat.
Pada Minggu, 20 April 2025 kemarin, sekelompok orang berpakaian serba hitam dan mengenakan blangkon mendatangi lokasi makam, yang diketahui merupakan anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) Kabupaten Blora.
Setibanya di makam, salah satu anggota kelompok tersebut melakukan ritual dengan membaca mantra dan meminta anggotanya untuk membongkar makam.
Tindakan ini langsung ditolak oleh warga yang berkumpul, serta petugas gabungan dari TNI dan Polri, yang melarang pembongkaran tersebut.
Warga meyakini bahwa makam tersebut adalah makam keturunan Kerajaan Mataram.
Setelah terjadi ketegangan, akhirnya tercapai kesepakatan antara PWI-LS dan warga untuk membuktikan bahwa makam tersebut bukan makam keturunan habib.
"Kami sepakat untuk tidak melakukan pembongkaran dan akan membawa bukti bahwa makam ini bukan keturunan habib seperti yang disampaikan warga." kata Pujianto Bendahara PWI-LS.
Kapolsek Todanan, IPTU Joko Sulistya, menjelaskan bahwa kejadian ini merupakan salah paham.
Ia memastikan tidak ada pembongkaran makam yang akan dilakukan dan meminta untuk menutup makam sementara hingga konflik ini selesai.
"Ya untuk sementara makam kami tutup. Sudah itu saja tidak usah dipernjang lagi. Ini hanya salah paham", kata Kapolsek.
Sementara itu, Abdul Mukid, pengurus makam, menegaskan bahwa berdasarkan informasi dari para kyai, makam tersebut adalah makam Mbah Abdullah Zarqoni atau Ki Ageng Manggir, keturunan Kerajaan Mataram.
Ia juga menyatakan kekecewaannya atas tindakan sekelompok orang yang ingin membongkar makam, mengingat warga setempat telah membangun makam tersebut secara swadaya dan meyakini asal usulnya.
Warga berharap agar masalah ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa mengganggu ketenangan makam yang mereka anggap suci.
"Ini kan yang mbangun warga secara Swadaya, kok tiba tiba mau di bongkar", tutupnya
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait