KUDUS, iNewsPantura.id – Pemerintah Kabupaten Kudus terus mengintensifkan program perbaikan jalan melalui gerakan Saber Lubang Jalan. Hingga awal Juni 2025, tercatat 2.750 titik jalan rusak telah ditambal. Sekitar seribu titik lainnya masih menunggu penanganan.
Program ini merupakan respons atas laporan masyarakat terkait kerusakan jalan yang dinilai mengganggu aktivitas warga. Pemkab menargetkan penyelesaian titik-titik tersisa dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
Bupati Kudus Samani Intakoris saat meninjau pelaksanaan tambal jalan, Kamis (12/6/2025), menyatakan bahwa kegiatan perbaikan berlangsung setiap hari. “Kami menerima banyak laporan dari masyarakat dan langsung ditindaklanjuti oleh tim di lapangan,” ujarnya.
Sejumlah ruas jalan yang telah ditangani antara lain mencakup jalur kabupaten. Untuk jalan yang menjadi kewenangan provinsi maupun nasional, Pemkab tetap menjalin koordinasi dengan instansi terkait.
"Kalau jalan bukan kewenangan kabupaten, tetap kita komunikasikan. Prinsipnya, masyarakat butuh akses yang layak, dan itu yang kami upayakan bersama," kata Samani.
Terkait pendanaan, perbaikan jalan dibiayai dari berbagai sumber, termasuk Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembkau (DBHCHT) untuk beberapa ruas seperti Jalan Agil Kusumadya. Saat ini, Pemkab menunggu persetujuan dalam perubahan APBD 2025.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kudus, Harry Wibowo, menyebutkan bahwa sekitar 15 persen dari total titik yang sudah diprogramkan masih dalam proses perbaikan.
“Masih ada sekitar 200–250 titik lagi. Targetnya, seluruhnya bisa rampung dalam 100 hari ke depan,” ujarnya.
Harry menjelaskan, sebagian besar kerusakan terjadi di ruas penghubung antarwilayah, yang disebabkan oleh beban kendaraan berlebih dan sistem drainase yang belum optimal.
Pihaknya mengajukan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk penanganan lanjutan, dengan Rp7,5 miliar yang telah disetujui dalam perubahan anggaran tahun ini. Pemkab juga akan mengupayakan tambahan dari provinsi.
“Kami akan maksimalkan sumber daya dan waktu yang ada agar seluruh titik bisa tertangani sebelum September,” kata Harry.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait