KUDUS, iNewsPantura.id — Fenomena sekolah dasar (SD) negeri yang kekurangan murid di Kabupaten Kudus menjadi sorotan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Salah satu contohnya adalah SD 1 Wates di Kecamatan Undaan dan SD 5 Jurang di Kecamatan Gebog, yang masing-masing hanya menerima satu siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026 ini.
Saat meninjau kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Negeri 1 Kudus, Taj Yasin menyebut kondisi ini harus menjadi perhatian serius. Ia menilai perlu ada kajian mendalam untuk menangani minimnya jumlah siswa di sejumlah sekolah negeri.
"Ada beberapa faktor penyebab sekolah menjadi kurang diminati. Mungkin karena kualitasnya belum optimal, atau karena terlalu banyak sekolah di satu wilayah. Saya pernah sampaikan bahwa jika memang tidak sehat, lebih baik dilakukan regrouping atau penggabungan sekolah agar lebih efektif dan efisien," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Bupati Kudus apabila ada SD yang hanya menerima satu siswa baru. "Kami akan tinjau langsung kondisinya di lapangan," tegasnya.
Di tempat terpisah, pihak SD 5 Jurang mengaku sudah melakukan berbagai upaya agar bisa menjaring lebih banyak murid. Termasuk mendatangi rumah-rumah warga. Namun hasilnya tetap sama—hanya satu siswa yang mendaftar setelah masa penerimaan siswa baru (PPDB) berakhir.
Guru SD 5 Jurang, Sri Nooryanti, mengungkapkan bahwa banyak warga di sekitar sekolah, terutama di bagian timur, lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke madrasah. Satu-satunya siswa kelas I tahun ini adalah Aulia Shifa Ramadhani, atau Shifa, yang sebelumnya sudah akrab dengan lingkungan sekolah.
"Shifa memang sudah sering ikut kakaknya ke sekolah sejak tahun lalu, meski usianya saat itu belum cukup untuk masuk SD. Kini setelah usianya genap enam tahun, dia sendiri yang minta sekolah di SD 5 Jurang," ujarnya.
Meskipun belajar sendiri di kelas, Shifa terlihat nyaman dan akrab dengan wali kelasnya yang sejak awal sudah memberikan perhatian lebih. Total jumlah siswa SD 5 Jurang saat ini adalah 34 orang, dengan rincian: kelas I (1 siswa), kelas II (6 siswa), kelas III (4 siswa), kelas IV (6 siswa), kelas V (9 siswa), dan kelas VI (8 siswa).
Menanggapi kondisi ini, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyatakan bahwa Pemkab akan melakukan kajian bersama Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus. Menurutnya, evaluasi menyeluruh dibutuhkan agar permasalahan kekurangan siswa di sekolah negeri bisa teratasi.
"Kami akan petakan dulu akar persoalannya, mengapa semakin banyak SD negeri yang kekurangan siswa. Setelah itu baru akan kami ambil langkah-langkah strategis," pungkasnya.
Editor : Eddie Prayitno
Artikel Terkait