Kini, New Delhi mengandalkan minyak sawit setelah pasokan minyak bunga matahari dari eksportir utama, Ukraina, dihentikan karena invasi Rusia.
Sehingga minyak kelapa sawit sempat diperdagangkan dengan diskon yang besar dibandingkan dengan minyak kedelai dan minyak bunga matahari pada awal bulan ini. Hal itu mendorong India meningkatkan pembelian minyak sawit untuk kebutuhan pada Mei, kata seseorang dari salah satu perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai.
"Jumlah itu sekarang tertahan karena keputusan yang mengejutkan dari Indonesia," ucapnya.
Lalu, dampak ini juga dirasakan oleh Malaysia, yang tengah berjuang untuk memenuhi jumlah permintaan yang lebih tinggi. Untuk pengiriman cepat, Malaysia meminta harga mendekati rekor tertinggi.
Kemudian, para pembeli minyak sawit bergegas memesan dan membeli minyak dari Malaysia, tapi Malaysia belum bisa memenuhi permintaan, kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, sebuah perusahaan pialang dan konsultan minyak nabati.
Untuk di Malaysia wajib memenuhi komitmen lama mereka dan tidak dapat menyediakan minyak sawit untuk pengiriman cepat, katanya.
Di mana pengiriman minyak sawit menyumbang hampir 60% dari seluruh pengiriman minyak nabati dunia.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait