BRI, lanjutnya, kembali ke Khittah-nya, yaitu fokus pada sektor usaha kecil, menengah (UKM), bahkan lebih kecil dan dalam lagi ke mikro dan ultramikro.
”Kita akan tetep jualan pecel. Ditargetkan laba BRI Rp 40 triliun ya kalau meleset pun Rp 45 T," ungkapnya.
Pecel yang dimaksud, adalah sektor mikro dan ultra mikro. Dengan berjualan pecel, dia meyakini performa BRI terus melesat hingga akhir tahun. Keyakinan itu tercermin dari kinerja BRI yang terbukti tahan menghadapi krisis pandemi.
Kejeniusan Sunarso, sang direktur utama dalam mentransformasi BRI itu pun viral di platform tiktok.
Sebuah video menampilkan Sunarso yang tegas mengatakan "Saya akan bawa BRI ini kembali ke khittah-nya, kembali mengurusi UMKM, bahkan kalau perlu lebih kecil lagi, lebih dalam lagi dari sekedar mikro, ke ultra mikro," kata dia.
Diketahui di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, BRI terus menorehkan prestasi tingkat dunia.
BRI dinobatkan menjadi perusahaan publik terbesar di Indonesia dalam pemeringkatan Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Public Companies in Indonesia. Adapun secara internasional, BRI menempati ranking ke-349 dunia atau naik peringkat dari urutan ke-362 pada tahun lalu
Bank yang dipimpin Sunarso masuk ke dalam daftar World Best Banks 2022 versi Forbes.
Mengutip laman resmi Forbes, terdapat 6 perusahaan publik di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut, dan BRI menempati peringkat tertinggi diantaranya. Ini menjadikan BRI menempati posisi tertinggi tujuh tahun berturut-turut.
Daftar Global 2000: The World’s Largest Public Companies bersumber dari sistem FactSet Research yang melakukan seleksi terhadap 2000 perusahaan publik terbesar di dunia dalam empat aspek: sales, profit, assets dan market value.
Dalam kondisi pasar sangat menantang karena pandemi Covid-19, BRI sendiri masih mampu mencatatkan kinerja yang baik, dengan fokus berjualan "pecel".
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait