Bule Australia ini Jadi Mualaf Usai Takjub Lihat Masjid Agung Singapura  dan Mendengar Suara Azan.

Nanang Sulaeman
Bule Australia ini Jadi Mualaf Usai Takjub Lihat Masjid Agung Singapura  dan Mendengar Suara Azan (Foto: Okezone)

KISAH Idris La Terra, Bule Australia yang menemukan hidayah menjadi mualaf usai takjub melihat keindahan Masjid Agung Singapura dan terenyuh mendengar lantunan suara azan.

Idris La Terra mengaku merasa masih banyak celah dan ajaran yang tidak masuk akal dalam agama yang dianutnya dahulu. Alhasil, Idris pun melakukan penelitian terlebih dahulu untuk meyakinkan hatinya.

Selama 15 tahun Idris melalui waktu untuk mencari Tuhan. Dia membaca kitab-kitab, datang ke rumah ibadah, mengunjungi berbagai komunitas, dan lain sebagainya demi memantapkan hatinya. 

Hingga akhirnya ia berkunjung ke Singapura untuk seminar. Idris berkeliling seperti turis pada umumnya, menelusuri setiap destinasi yang ada. Kemudian ia melihat sebuah masjid untuk pertama kalinya. Masjid itu terlihat bersinar cerah dan penuh warna.

"Dan aku ingat memerhatikan betapa berbeda rasanya dibandingkan ke rumah ibadahku dahulu," ucap Idris, dikutip dari okezone  , Ahad (29/5/2022).

Menurut dia, rumah ibadahnya dahulu cenderung lebih sering gelap, suram, dan dingin. Sementara di masjid terasa begitu nyaman, cerah, serta berwarna-warni. Sehingga, membuat para turis tertarik berkunjung dan mengambil beberapa potret di sana.

Tiba-tiba Idris mendengar suara azan yang begitu syahdu. Suara itu benar-benar membuatnya menangis. Padahal, dia tidak pernah mendengar azan sebelumnya, apalagi mengetahui artinya. Sejak saat itulah Idris mulai tertarik dengan agama Islam.

"Saya pikir itu adalah sesuatu yang indah. Azan itu adalah undangan dari Tuhan untuk datang dan beribadah," kata Idris.

Dia kemudian diajak berkeliling melihat-lihat masjid. Idris benar-benar merasakan suasana yang sangat berbeda dengan rumah ibadahnya dulu. Di masjid begitu terang, penuh cahaya, tidak ada patung ataupun lilin.

Semua Muslim yang datang juga selalu mengantre di belakang dengan rapi untuk sholat. Itu benar-benar pengalaman yang mengesanakan bagi Idris.

Tidak hanya diajak berkeliling, dia juga diajak untuk bergabung sholat. Tentu saja Idris terkejut, apalagi tidak mengetahui sama sekali tentang ajaran agama Islam.

Meski demikian, dirinya tetap mencobanya. Idris hanya berdiri, berbaris dengan rapi, dan mengikuti gerakan jamaah lainnya.

"Ketika sang syekh membaca Alquran, itu pengalaman yang indah untuk saya rasakan. Seperti harmonis dari cara umat Islam salat," ujarnya.

Sepulangnya dari masjid, Idris kembali bersemangat mencari kebenaran terkait kehadiran Tuhan. Dia pun pulang ke negaranya di Perth, Australia, dan mulai membanding-bandingkan ajaran agama Islam dengan agama sebelumnya. Tidak jarang, Idris membaca sederet buku tentang agama Islam untuk memantapkan hatinya.

"Makin banyak saya belajar tentang Islam, makin banyak itu makin klik dan klik dan klik dan klik. Saya menyadari ini adalah apa yang saya cari. Itu (agama Islam) adalah jawaban atas pertanyaanku tentang 'siapa itu Tuhan'," ucap Idris.

Mengetahui betapa indahnya agama Islam, Idris pun mantap untuk bersyahadat dan masuk ke agama Islam. Menurutnya, agama Islam sangat autentik dan penuh kedamaian. Kedamaian itu juga dia rasakan sejak menjadi mualaf. Idris mengaku menjadi lebih tenang dan bahagia sejak mempelajari agama Islam.

"Bacalah Alquran, bertemu dengan beberapa saudara, mengunjungi masjid dan belajar bagaimana kita sholat dan insya Allah, Allah Subhanahu wa ta'ala akan membimbing Anda di jalan yang lurus," tandasnya.

Editor : Hadi Widodo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network