get app
inews
Aa Text
Read Next : Hasil Semifinal Piala Dunia U-20 : Italia dan Uruguay Lolos ke Final!

Kisah Operasi Rahasia Intelijen Benny Moerdani, Beli Pesawat Bekas Skyhawk dari Israel

Senin, 29 Agustus 2022 | 15:29 WIB
header img
Kisah Operasi Rahasia Intelijen Benny Moerdani, Beli Pesawat Bekas Skyhawk dari Israel (Foto: Okezone)

JAKARTA - Membeli pesawat bekas A-4E Skyhawk dari Israel, Benny Moerdani merupakan sosok intelijen yang melakukan operasi rahasia yang pernah dia lakukan di Timur Tengah.

Operasi rahasia ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Tim yang ikut dalam misi ini pun harus siap mengorbankan nyawanya.

Benny melakukan operasi rahasia membeli 32 pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk milik Israel pada 1979. Nama sandinya Operasi Alpha, diambil dari huruf depan pesawat.

Operasi ini juga merupakan penugasan langsung dari Soeharto lantaran Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel, sehingga operasi ini dijalankan dengan sangat rahasia.

Benny Moerdani mengancam apabila misi super rahasia ini gagal, seluruh kewarganegaraan anggota yang ikut misi tersebut tidak akan diakui. Demikian dikutip dari buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap.

Bekas Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Purna wirawan Ashadi Tjahjadi dalam bukunya, Loyalitas Tanpa Pamrih, menceritakan Benny mengancam tidak akan mengakui kewarganegaraan anggota pasukan yang ditugasi membawa pesawat itu jika misi gagal.

"Yang ragu-ragu silakan kembali sekarang," kata Ashadi dalam bukunya, mengutip ucapan Benny waktu itu.

Pembelian itu merepotkan intelijen Indonesia karena mesti mengirim tim, dari teknisi hingga pilot, tanpa terendus banyak pihak. Semua identitas prajurit yang dikirim ke Israel dibuang di laut Singapura.

Untuk menjaga kerahasiaan, mereka menyebut Israel dengan Arizona, negara bagian Amerika Serikat. Alamat korespondensi juga diarahkan ke Kantor Atase Pertahanan KBRI Washington.

Djoko Poerwoko, salah satu anggota tim, dalam otobiografinya Menari di Angkasa, mengisahkan bahwa awalnya mereka terbang ke Frankfurt menggunakan Lufthansa. Setelah beberapa kali ganti pesawat, mereka tiba di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv.

Di sana, para pilot itu langsung digiring petugas tanpa sempat menyerahkan surat jalan laksana paspor. "Betapa hebatnya agen rahasia Mossad yang dapat cepat mengenali penumpang gelap tanpa paspor," kata Djoko dalam bukunya.

Latihan terbang Operasi Alpha berakhir pada 20 Mei 1980. Para penerbang gembira, tapi tak lama. Sebab, brevet dan ijazah pendidikan selama enam bulan dibakar oleh perwira intelijen penghubung di depan mata mereka.

Bukan itu saja, semua barang milik para penerbang juga dibakar, termasuk peta navigasi dan peta perjalanan. Djoko menulis, "Mereka berpesan, tidak ada bukti kalau kalian pernah ke sini."

Selepas pendidikan, para penerbang itu pulang ke Indonesia melalui Washington. Selama dua pekan mereka diajak keliling Amerika, tidur di sepuluh hotel, dan mencoba berbagai moda transportasi. Mereka juga diwajibkan mengirim kartu pos ke Indonesia.

Mereka kemudian ke Arizona, masuk pangkalan US Marine Corps, Yuma Air Station. Selama tiga hari mereka menjalani pelatihan di sana. Pada hari terakhir, mereka di wajibkan berfoto seolah-olah baru diwisuda dan menerima ijazah versi Marine Corps.

Salah satu pose wajibnya adalah berdiri di depan A-4 Skyhawk milik Amerika. "Ini sebagai kamuflase intelijen," kata Djoko dalam otobiografinya. Kembali ke Indonesia, mereka memamerkan Skyhawk ke publik pada peringatan ulang tahun ABRI, 5 Oktober 1980.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut