get app
inews
Aa Read Next : Dituduh Manipulasi Saham, Kekayaan Gautam Adani Turun Rp526,82 Triliun

Kisah Pengusaha Sawit Martua Sitorus, Orang Terkaya Ke-7 Indonesia Berharta Rp28,8 Triliun

Rabu, 07 September 2022 | 15:06 WIB
header img
Kisah Pengusaha Sawit Martua Sitorus, Orang Terkaya Ke-7 Indonesia Berharta Rp28,8 Triliun (Foto: IDXChannel)

Kisah sukses Martua Sitorusorang terkaya ke-7 di Indonesia versi Forbes sejak 2020.Tidak heran, pria yang akrab disapa A Hok ini menjadi raja minyak sawit

Lantas bagaimana kisah sukses Martua Sitorus? Simak penjelasan yang dihimpun kami dari berbagai sumber. 

Berharta Rp28,8 Triliun

Bernama asli Thio Seng Hap, ia menyandang gelar orang terkaya ke-7 Indonesia versi majalah Forbes dengan kekayaan senilai USD1.8 miliar atau setara dengan Rp28,8 triliun.

Kisah Sukses Martua Sitorus

Martua Sitorus sudah memperlihatkan kerja kerasnya sejak ia kecil. Saat itu, dia kerja keras mati-matian demi bisa menyelesaikan pendidikannya hingga bangku perkuliahan. Demi membantu menambah pendapatan keluarga, A Hok kecil ini rela berjualan udang dan menjadi loper koran di Pematang Siantar, Sumatera Utara, kota tempat kelahirannya.

Berkat kegigihannya, ia berhasil menamatkan bangku kuliahnya di Universitas HKBP Nomensen, Kota Medan, Sumatera Utara. Rampung dari pendidikan di perguruan tinggi, Martua Sitorus sempat berdagang kecil-kecilan di Kota Medan hingga akhirnya ia bertemu dengan Kuok Khoon Hong, seorang pengusaha asal Malaysia yang menjadi rekan bisnisnya yang membantu membuat usahanya menjadi raksasa.

Bisnis Kelapa Sawit

Pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong atau yang biasa disapa William menghasilkan sebuah ide bisnis yang kemudian dijalankan, yaitu usaha pengolahan kelapa sawit pada tahun 1991.

Mereka lantas mendirikan perusahaan bernama Wilmar Internasional yang merupakan gabungan dari nama depan mereka William & Martua, “Wil-Mar”. Perusahaan Wilmar International ini resmi didirikan dengan modal awal 7.100 hektar kebun kelapa sawit.

Martua Sitorus bersama rekan bisnisnya, William, mengelola perusahaan tersebut dengan sangat baik dengan menitikberatkan konsentrasi pada bisnis hasil perkebunan kelapa sawit. Bertambahnya usia perusahaan membuat mereka semakin lincah dalam menggarap pengelolaan perusahaan sehingga mereka mampu membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit.

Kisah Sukses Martua Sitorus, Pengusaha Sawit dan Orang Terkaya Ke-7 Indonesia.  (Foto: MNC Media)

Krismon 1997

Dihadapkan pada krisis moneter di tahun 1997, Wilmar International ternyata tetap tegak berdiri di tengah tumbangnya berbagai perusahaan besar yang kala itu gulung tikar dan tak jarang yang menjual kepemilikannya.  Keterampilan bisnis Martua Sitorus saat itu di uji. Perusahaan Wilmar International malah dapat memberikan 2,5 persen tunjangan krisis kepada para karyawannya, padahal banyak perusahaan lain yang memotong gaji karyawan mereka.

Bisnis dari Martua Sitorus melalui Wilmar International ini diketahui berbasis di Singapura dengan 48 perusahaan yang berbeda di mana salah satu perusahaannya itu adalah PT Multimas Nabati Asahan yang memproduksi minyak goreng dengan merek dagang Sania.

Perkembangan Bisnis Martua Sitorus

Keuntungan hingga miliaran dollar dihasilkan oleh Wilmar International. Tak heran jika diperkirakan perusahaan raksasa ini telah memiliki total aset sebesar USD1,6 miliar dengan total pendapatan USD4,7 miliar dan laba bersih USD58 juta di tahun 2005.

Tak puas dengan kesuksesannya, Martua Sitorus kembali mendirikan usaha lainnya yaitu pada bidang hilirisasi atau produk turunan yang memiliki nilai yang lebih tinggi.

Agrobisnis yang Berkembang

Berbagai jenis usaha bisnis yang berhasil ia kembangkan yang kesemuanya itu terspesifikasi di wilayah agrobisnis seperti di antaranya adalah penyulingan minyak goreng, pengepakan dan penjualan, lemak khusus, oleokimia, produk biodiesel; serta pengolahan biji-bijian.

Usaha pengepakan yang ia kembangkan meliputi merchandising minyak sawit dan produk laurics (semacam lemak nabati), pengolahan minyak sawit dan refinery, minyak sayur biji-bijian dan kedelai. Konsumen perusahaannya rata-rata berasal dari negara tetangga seperti China, Vietnam dan termasuk Indonesia sendiri.

Pada 31 Desember 2005, Perusahaan yang didirikan oleh Martua Sitorus ini telah memiliki aset berupa tanah sebesar 69.171 hektar, 65 pabrik, 7 kapal tanker dan 20.123 karyawan. Selain itu, perusahaannya memiliki 30 negara tujuan eksportir. Puncaknya, perusahaan Wilmar tercatat di bursa Singapura di Agustus 2005, dengan nilai saham USD2 miliar.

Kerja Sama Bisnis Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong

Bersama dengan Kuok Khoon Hong, Martua Sitorus alias A Hok sepakat untuk menjalankan bisnis dan mengembangkannya bersama. Kuok Khoon Hong alias William bertindak sebagai Chairman & CEO sedangkan Martua Sitorus alias A Hok berperan sebagai Chief Operating Officer (COO) dalam perusahaan Wilmar International Ltd.

Pada bulan pertama tahun 2006 tercatat bahwa perusahaan yang mereka kembangkan ini telah mengalami kenaikan 7,8 persen atau senilai USD3,7 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya di tahun 2005. Selama sembilan bulan pertama di tahun 2006 pun tercatat laba bersih yang tumbuh hingga 6,4 persen yaitu sebesar USD68,3 juta dibandingkan periode yang sama di tahun 2005 yang waktu itu sebesar USD43,6 juta.

Tiga Pabrik Biodiesel

Setelah itu, ada beberapa isu menyangkut bisnis ini. Pertama, rencana merger Wilmar dan lini bisnis Kuok Group, milik taipan Robert Kuok, di bidang agrobisnis (PPB Oil Palms Berhad, PGEO Group Sdn. Bhd., dan Kuok Oil & Grains Pte Ltd).

Nilai transaksi merger mencapai USD2,7 miliar. Merger ini ditaksir memberikan potensi kapitalisasi pasar Wilmar sebesar USD7 miliar.

Merger ini diperkirakan juga akan menghasilkan kombinasi pendapatan USD10 miliar dan laba bersih USD300 juta selama sembilan bulan pertama 2006.

Pabrik-pabrik ini diperkirakan memiliki kapasitas produksi sampai 350.000 ton per tahun sehingga total kapasitasnya mencapai 1,050 juta ton per tahun. Sejauh ini, belum ada pabrik biodiesel milik perusahaan lain di dunia yang memiliki kapasitas produksi sebesar milik Wilmar.

Sebagai tambahan, apabila rencana merger itu terealisasi, maka pabrik biodiesel milik PGEO Group Sdn. Bhd. dengan kapasitas 100.000 ton per tahun akan makin memperkuat bisnis biodiesel Wilmar.

Bangun Rumah Sakit

Selain di bidang agrobisnis, Martua Sitorus juga dikabarkan aktif dalam bisnis kesehatan. Ia telah membangun rumah sakit di Medan pada tanggal 12 Desember 2012 silam dengan nama Murni Teguh Memorial Hospital sebagai salah satu persembahan yang ia berikan untuk ibunya, Murni Teguh.

Itulah penjelasan kisah sukses Martua Sitorus, semoga informasi ini berguna bagi Anda dan menambah wawasan Anda. 

Editor : Hadi Widodo

Follow Berita iNews Pantura di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut