Larang Jual Buku dan LKS meski Sukarela, ini Penjelasan Disdik Kota Semarang

SEMARANG, iNewsPantura.id-Pemerintah Kota Semarang menegaskan bahwa satuan pendidikan atau sekolah dan komite sekolah tidak boleh memperjual belikan buku, LKS, atau semacamnya walaupun dengan alasan sukarela.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramushinto ditemui Jum'at (14/2/2025) menegaskan, larangan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 75 Tahun 2016.
"Sesuai permendikbud 75 tahun 2016, satuan pendidikan dan komite sekolah tdk diperbolehkan menjual buku, LKS atau semacamnya," tegas Bambang.
Sebelumnya ramai beredar informasi di masyarakat bahwa masih ada komite sekolah yang melakukan pengadaan LKS yang dijual ke siswa dengan alasan kesepakatan bersama atau sukarela.
Ramai pula di berita-berita bahwa Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi telah melarang sekolah melaksanakan kegiatan study tour hingga melakukan jual beli buku lembar kerja siswa (LKS).
Ia pun meminta Dinas Pendidikan Jabar tidak membebani guru untuk mengurus laporan administratif ke depan.
Editor : Eddie Prayitno