Kreatif! Pemuda di Blora Membuat Naga dari Kacang Panjang 

BLORA, iNewsPantura.id– Musim Sedekah Bumi yang diadakan di Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngawen, Blora, kali ini memukau dengan berbagai kegiatan menarik. 

Salah satu yang paling menyita perhatian adalah arak-arakan tumpeng hasil bumi yang dihias dengan naga  dari kacang panjang melilit pada tumpeng hasil bumi.

Baca Juga

Tradisi Legenonan di Pekalongan Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Novianto, seorang pemuda asal desa tersebut, menjadi pelopor ide kreatif ini. 

Awalnya, ia hanya iseng berbincang dengan teman-temannya saat ngopi malam tasyakuran Sedekah Bumi. 

Dari obrolan santai tersebut, tercetuslah ide untuk membuat naga dari kacang panjang yang melilit tumpeng hasil bumi.

Baca Juga

Sedekah Bumi di Desa Jajarwayang Banjir Hadiah

"Bersama warga setempat, kami berhasil menciptakan karya seni yang indah ini. yang penting kompak," ujar Novianto, Sabtu 17 Mei 2025.

Proses pembuatan naga tersebut memakan waktu empat hari dan menghabiskan 25 kilogram kacang panjang. 

Hasilnya sangat menakjubkan, mirip seekor naga asli yang melilit tumpeng, dan berhasil menarik perhatian banyak orang saat arak-arakan berlangsung.

Baca Juga

Pagelaran Wayang Bisa Menambah Pengetahuan Sejarah Warga Pekalongan

Acara Sedekah Bumi ini merupakan tradisi tahunan yang diadakan oleh warga Blora sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan hasil bumi yang diberikan Tuhan kepada para petani dan masyarakat. 

Selain arak-arakan, acara ini juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang dan berbagai kegiatan lainnya.

Dengan inisiatif kreatif seperti ini, Novianto dan warga Desa Sendangrejo telah menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan dan kreativitas dalam merayakan tradisi lokal. 

Baca Juga

Warga di Tiga Desa Iuran Swadaya Gelar Sedekah Bumi

Acara ini tidak hanya menjadi ajang syukur, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarwarga.

Acara Sedekah Bumi kali ini menjadi momentum yang tak terlupakan, dan diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk terus melestarikan budaya dan tradisi yang ada.

Editor : Suryo Sukarno