get app
inews
Aa Text
Read Next : Aisy Zivana Zaneta, Siswa SMA 1 Pekalongan Lolos program beasiswa Pertukaran Pelajar Internasional

Mantan Menlu AS Henry Kissinger: Untuk Capai Perdamaian, Ukraina Harus Serahkan Wilayah ke Rusia

Rabu, 25 Mei 2022 | 09:22 WIB
header img
Mantan Menlu AS Henry Kissinger: Untuk Capai Perdamaian, Ukraina Harus Serahkan Wilayah ke Rusia (Foto: Sindonews)

DAVOS - Solusi dalam mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama tiga bulan, menurut mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger menjelaskan Ukraina harus melakukan penyerahan sebagian wilayah negaranya untuk mencapai kesepakatan damai dengan Rusia.

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, pada hari Senin, Kissinger yang berusia 98 tahun mengatakan bahwa kegagalan untuk memulai kembali negosiasi dengan Rusia dan terus memusuhi Moskow dapat memiliki konsekuensi bencana bagi stabilitas Eropa dalam jangka panjang.

"Negosiasi perlu dimulai dalam dua bulan ke depan sebelum menimbulkan gejolak dan ketegangan yang tidak akan mudah diatasi," katanya.

"Idealnya, garis pemisah harus kembali ke status quo ante. Mengejar perang di luar titik itu bukan tentang kebebasan Ukraina, tetapi perang baru melawan Rusia sendiri," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (24/5/2022).

Kissinger, yang bekerja di bawah pemerintahan Richard Nixon dan Gerald Ford pada 1970-an, memperingatkan agar tidak menyeret perang dan mendesak negosiasi.

Kissinger juga menjelaskan Rusia telah menjadi bagian penting Eropa selama 400 tahun, bertindak sebagai kekuatan penyeimbang di masa-masa kritis bagi benua itu.

Kissinger mengemukakan bahwa negara-negara Barat harus mengingat pentingnya Rusia di Eropa dan tidak terbawa suasana "dalam situasi saat ini." Rusia telah menyatakan terbuka untuk kemungkinan memulai kembali pembicaraan damai jika Ukraina membuat langkah pertama, seperti yang diumumkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Andrei Rudenko pada hari Senin.

"Kami akan siap untuk kembali segera setelah Ukraina menunjukkan posisi konstruktif dan setidaknya memberikan reaksi terhadap proposal yang diajukan kepadanya," kata Rudenko, berbicara kepada wartawan di Moskow. Dia tidak merinci seperti apa posisi konstruktif ini bagi Ukraina.

Tapi, Ukraina tampaknya semakin tanpa kompromi untuk mencapai kesepakatan damai yang membuat Kiev menyerahkan sebagian wilayahnya ke Moskow.

Berbicara kepada Davos dalam video pidato, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak tertarik pada pembicaraan, atau apa pun yang dibicarakan orang-orang yang menghadiri forum tersebut.

Zelensky mengatakan Putin hanya tertarik pada "kekerasan". "Tahun ini, kata-kata 'titik balik' lebih dari sekadar pembicaraan retoris," kata Zelensky. "Tahun ini benar-benar tahun ketika diputuskan apakah kekerasan akan menguasai dunia," imbuhnya. "Jika demikian, yang kuat tidak tertarik dengan pikiran kita dan tidak ada gunanya lagi bertemu di Davos.

Kekuatan brutal tidak mencari apa-apa selain penaklukan mereka yang ingin ditaklukkan, dan tidak berbicara, membunuh, seperti yang dilakukan Rusia di Ukraina seperti yang kita bicarakan hari ini," ujarnya.

Delegasi Moskow telah dilarang bergabung dengan forum di Davos tahun ini karena invasi Rusia ke Ukraina. Selama seminggu terakhir, pejabat Ukraina lainnya telah membuat pernyataan keras terhadap kemungkinan mencapai kesepakatan damai yang melibatkan penyerahan wilayah apa pun ke Rusia.

Pada tanggal 21 Mei, penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak, mengesampingkan kemungkinan gencatan senjata yang membuat Kiev terpaksa menyerahkan salah satu wilayahnya ke Moskow, dengan mengatakan bahwa resolusi perang seperti itu hanya akan memberi Rusia posisi yang menguntungkan untuk perang lain yang lebih besar di masa depan.

"Perang tidak akan berhenti (setelah konsesi apa pun), itu hanya akan ditunda untuk beberapa waktu," kata Podolyak kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

"Setelah beberapa saat, dengan intensitas baru, Rusia akan membangun senjata, tenaga dan memperbaiki kesalahan mereka, sedikit memodernisasi, memecat banyak jenderal.

Dan mereka akan memulai serangan baru, bahkan lebih berdarah dan berskala besar," ia menambahkan.

Satu hari setelah komentar Podolyak, kepala kantor Zelensky Andriy Yermak mengatakan perang tidak akan berakhir tanpa pemulihan total integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina.

Zelenksy diperkirakan akan menyerukan negara-negara Barat untuk memperbarui dukungan mereka ke Ukraina dan menawarkan lebih banyak dukungan militer dan ekonomi kepada Kiev untuk melancarkan serangan balasan terhadap Rusia.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut