PROF, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan di Indonesia belum ada kasus cacar monyet (monkeypox).
Penyakit cacar monyet diketahui sudah mencapai 250 lebih dari 20 negara. Melihat itu. Prof Zubairi mengingatkan jika siapa pun bisa tertular atau terinfeksi virus dari cacar monyet (monkeypox).
"Belum ada di Indonesia, lebih dari 250 kasus dari 16 negara. Semua rentan," ujar Prof Zubairi dikutip dari Twitter pribadinya @ProfZubairi.
Jumlah kasus yang diungkap Prof Zubairi sekitar ada 250 kasus dari 16 negara. Melansir dari Reuters pada (25/5) ditemukan lebih dari 100 kasus dikonfirmasi, dari 20 negara yaitu Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Hingga United Arab Emirate,dsb.
Menurut Prof Zubairi, wabah monkeypox ini sangat kecil kemungkinannya menjadi pandemi. Sehingga dia mengingatkan ada gejala yang jelas dari cacar monyet ini.
"Tak tergantung preferensi seksual. Kecil kemungkinan jadi pandemi. Gejala jelas. Muncul pustula yang bantu identifikasi. Kontak dengan hewan liar meningkat karena deforestasi," tambahnya.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) cacar monyet tidak mudah menular antar manusia, membutuhkan kontak dekat yang lama dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan atau bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.
Sementara gejala awalnya, mulai muncul dalam satu dan dua minggu setelah infeksi, termasuk demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung dan otot. Hal ini diikuti dengan munculnya, ruam khas dengan pustula di wajah, tangan, dan di tempat lain di tubuh.
Editor : Hadi Widodo