Menurut laman Health Org, terapi ini telah diterbitkan dalam jurnal 'Nature Nanotechnology' yang ditulis oleh peneliti utamanya adalah Ulrich Wiesner, seorang profesor teknik di Cornell University di Ithaca, New York, Amerika Serikat.
Dijelaskan di sana bahwa partikel kecil yang ditugaskan menargetkan sel kanker dapat membunuh sel kanker tersebut tanpa dibantu obat-obatan. Partikel tersebut kemudian dikenal dengan istilah 'titik-titik Cornell'.
"Ini pertama kalinya kami melihat bahwa partikel tersebut memiliki sifat terapeutik intrinsik," ungkap Michelle Bradburry, direktur pencitraan intraoperatif di Pusat Kanker Memorial Sloan Kettering di New York.
"Partikel ini mampu ditoleransi dengan baik dalam jaringan yang sehat. Tapi, ketika sel kanker ditemukan, partikel ini akan secara spesifik menjadi pembunuh bagi sel kanker tersebut," ungkap Prof Wiesner.
Jadi, bisa dikatakan bahwa sel kanker memang bisa dihilangkan seutuhnya. Terlebih jika sel kanker belum bermetastase ke organ tubuh lainnya.
Maka dari itu, penting bagi pasien kanker untuk terus memantau perkembangan kankernya dan sebisa mungkin menurunkan risiko-risiko sel kanker bermetastase dalam tubuh.
Perlu diketahui juga bahwa ada beberapa penyebab yang membuat sel kanker yang sudah dinyatakan mati, lalu kembali hidup beberapa waktu kemudian.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait