Semasa kehidupannya di Mesir, terlihat, orang-orang di sana sangat menghormati dan mengaguminya. Diceritakan, ketika Imam Syafi`i pergi ke Mesir, beliau mendengar Syarifah Nafisah menuturkan hadis-hadis Nabi, dan selanjutnya meriwayatkan hadis dari Syarifah Nafisah itu. Ketika Imam Syafi’i wafat, Syarifah Nafisah melakukan salat Jenazah di hadapan jenazah sang imam. Kemudian ia mendirikan tempat tinggalnya tidak jauh dari makam Imam Syafi’i, dan sampai meninggalnya beliau tetap di sana, demikian dikutip Dr. Javad Nurbakhsh dari ThabagatAl Awliya, karya Sya’rani.
Sebelum wafat, Syarifah Nafisah menyuruh orang menggali kubur untuknya, dan membacakan di atasnya Al-Quran sebanyak enam ribu kali tamat. Dan, ketika dia meninggal dunia, seluruh Mesir diliputi suasana berkabung yang sangat mendalam: ratap dan tangis serta doa terdengar dari setiap rumah. Jenazah Syarifah Nafisah dikuburkan di rumahnya di Darb Samah, dekat Kairo, Mesir.
Makam Syarifah Nafisah termasyhur, karena orang-orang yang menziarahinya dan bertabaruk kepadanya merasakan doanya terkabul. Diceritakan, pernah suaminya, Sayid Ishaq, menginginkan agar jenazah istri tercintanya dibawa ke Medinah untuk dikuburkan di sana. Namun orangorang Mesir memohon agar jenazah zahidah itu tidak dipindahkan. Sayid Ishaq akhirnya mengalah. Masyarakat Mesir, rupanya, menginginkan agar mereka bisa senantiasa berdekatan dengan beliau, yang memiliki maqam keberkatan dan karamah tinggi.
Disebutkan dalam Jami’Karamat Al-Awliya, karya Syekh Nabahani, sang suami sendiri ternyata sempat Bermimpi ditemui Nabi Muhammad SAW, yang mengatakan kepadanya, “Wahai Ishaq, janganlah engkau berdebat dengan orang-orang Mesir karena Nafisah. Sebab, melalui makamnya, rahmat Allah akan tercurah kepada mereka
Wallahu a'lam bishawab
Editor : Hadi Widodo