PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Kisah Rasulullah bagian 111 dikutip dari Kajian Habib Muhammad bin Yahya Pekalongan menjadi sangat menarik untuk dibahas.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Sejak sebelum kaum muslimin hijrah, di Madinah ada seorang pendeta Nasrani bernama Abu Amir.
Ia adalah orang terpandang di suku Kha’raj. Setelah Islam menyebar luas Abu Amir pun menunjukkan kebencian kepada Rasullullah dan para pengikutnya.
Bahkan diam-diam Abu Amir telah menghasut Quraisy agar memerangi Rasullullah .
Namun ketika akhirnya Mekah ditaklukan, Abu Amir berpaling ke Romawi.
Kaisar Heraklius mengizinkan Abu Amir tinggal di wilayah Romawi agar bisa bersama-sama menyusun rencana jahat terhadap Rasullullah.
Dari tempat yang baru itulah Abu Amir menulis surat kepada orang-orang munafik Madinah. Ia menceritakan bahwa Heraklius siap membantu.
Namun lebih dahulu harus dibangun sebuah markas agar orang-orang dapat berkumpul untuk melaksanakan rencana jahat terhadap Rasullullah.
Maka dengan cerdik orang-orang munafik Madinah membangun sebuah markas.
Markas tersebut bukan berbentuk rumah atau benteng melainkan sebuah masjid.
Padahal di dekat situ sudah ada masjid Quba yang didirikan Rasullullah.
Jika orang-orang menanyakan hal ini, kaum munafik itu beralasan supaya pada malam-malam yang sangat dingin orang di sekitar sini bisa mendapat tempat shalat yang lebih dekat.
Masjid ini telah selesai dibangun sebelum Rasullullah berangkat ke Tabuk.
Orang-orang munafik mendatangi Rasullullah meminta agar beliau sudi kiranya shalat di sana.
Tujuan utama mereka adalah, jika Rasullullah mau sholat di sana maka masjid itu tidak akan lagi dicurigai.
Namun ketika itu Rasullullah bersabda, “Kami sekarang mau berangkat, insya Allah nanti setelah pulang.”
Sebelum Rasullullah tiba di Madinah dari Tabuk, Jibril turun membawa berita tentang yang dibangun untuk memecah belah dan membuat orang kembali kafir.
Maka begitu tiba di Madinah Rasulullah memerintahkan kepada beberapa sahabat untuk menghancurkan Masjid itu sampai rata dengan tanah.
Setelah gembira karena meraih kemenangan dari Romawi dan orang munafik, kembali kesedihan menimpa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Ibrahim Wafat
Khadijah melahirkan dua anak laki-laki untuk Rasullullah yaitu Qosim dan Thahir, namun keduanya meninggal ketika masih bayi di pangkuan ibunya.
Setelah Khadijah wafat berturut-turut ketiga putri Rasullullah meninggal hingga yang tersisa hanyalah Fatimah Az-Zahra.
Karena itu kita dapat memahami betapa besarnya rasa sayang Rasullullah kepada Ibrahim anaknya yang lahir dari Mariyah. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.
Ibrahim si bayi mungil jatuh sakit yang sangat menghawatirkan.
Tatkala ajal Ibrahim sudah dekat Rasullullah diberitahu.
Karena begitu sedih Rasullullah berjalan sambil memegang dan bertumpu pada tangan Abdurrahman bin Auf.
Rasullullah mengambil bayi itu dari pangkuan ibunya ke pangkuannya sendiri.
Hati beliau seolah remuk redam, tangan Rasulullah menggigil saat memeluk Ibrahim.
Dengan rasa pilu yang begitu mencekam sanubari Rasullullah bersabda,
“Ibrahim kami tidak dapat menolongmu dari kehendak Allah.”
Air mata Rasullullah mengalir melihat bayinya sedang menarik nafas terakhir.
Mariyah dan adiknya Shirin menangis menjerit-jerit.
Namun Rasullullah membiarkan mereka begitu.
Setelah itu tubuh Ibrahim tidak bergerak lagi, nyawanya telah kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Rasullullah SAW bersabda,
“Oh Ibrahim kalau bukan karena soal kenyataan dan janji yang tidak dapat dibantah lagi bahwa kami akan segera menyusul orang yang mendahului kami, tentu kesedihan kami akan lebih dalam daripada ini.”
Rasulullah diam sejenak kemudian bersabda lagi,
“Air mata boleh bercucuran, hati dapat merasa duka tapi kami hanya dapat berkata apa yang telah menjadi kehendak Allah dan bahwa kami, sungguh sedih terhadapmu wahai Ibrahim.”
Rasulullah memandang Mariyah dan Shirin dengan penuh kasih.
Rasulullah meminta keduanya lebih tenang dan berkata,
“Ia akan mendapatkan inang pengasuh dari surga”.
Pada saat itu terjadilah gerhana matahari, para sahabat berkata bahwa gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim, namun Rasullullah bersabda,
“Matahari dan bulan adalah tanda kebesaran Allah yang tidak akan terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang, kalau kamu melihat hal itu, berlindunglah dan berdzikirlah kepada Allah dengan melakukan shalat.”
Rasullullah Sholat di Dalam Ka'bah
Rasullullah masuk ke dalam Ka’bah bersama Usamah dan Bilal.
Setelah Rasullullah menutup pintu Ka’bah, Rasullullah berdiri membelakangi pintu Ka’bah,
Rasulullah melangkah ke depan tiga hasta kemudian Rasullullah berhenti,
Sehingga dua tiang berada sebelah kirinya dan satu tiang berada di sebelah kanan Rasullullah.
Di belakang Rasullullah SAW ada tiga tiang, karena al-Haram pada waktu itu didirikan atas enam batang tiang.
Kemudian Rasullullah sholat di situ.
Setelah selesai sholat Rasullullah berjalan-jalan di dalam Ka’bah, bertakbir di setiap sudutnya, lalu menyebut kalimah Tauhid, kemudian Rasullullah membuka pintu, ketika itu masyarakat Quraisy sudah memenuhi ruang masjid bersaf-saf, menunggu apa yang akan disampaikan oleh Rasullullah kepada mereka.
Rasullullah memegang pintu Ka’bah, sedang masyarakat Quraisy menunggu di bawah, Rasullullah bersabda:
“Tiada Tuhan melainkan Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, benar janji-Nya, membantu hamba-Nya, mengalahkan golongan Ahzab, ingatlah setiap warisan lama, setiap warisan Jahiliah serta harta benda atau darah, semuanya di bawah kakiku ini, kecuali penjaga Baitullah dan pemberi minum para Jemaah Haji.
Ingatlah, pembunuhan secara sengaja dengan menggunakan cemeti dan rotan dendanya terlalu berat, yaitu seratus ekor unta, empat puluh darinya dalam keadaan sedang mengandung.
Wahai masyarakat Quraisy, sesungguhnya Allah telah melenyapkan kesombongan jahiliah, sikap bermegahan dengan membanggakan keturunan, sebenarnya manusia itu adalah keturunan Adam sedang Adam diciptakan dari tanah.
Kemudian Rasullullah membaca ayat Al-Qur’an:
یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ ذَکَرٍ وَّ اُنۡثٰی وَ جَعَلۡنٰکُمۡ شُعُوۡبًا وَّ قَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوۡا ؕ اِنَّ اَکۡرَمَکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ اَتۡقٰکُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلِیۡمٌ خَبِیۡرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [Al-Hujurat (الحجرات) / 49:13]
Kemudian Rasullullah menyambung sabdanya:
“Wahai kaum Quraisy, apa yang kamu fikirkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kamu semua?”
Jawab mereka:
“Tentulah baik, karena saudara orang yang mulia, anak dari saudara kami yang mulia”.
Maka jawab Rasullullah :
“Sesungguhnya aku berkata kepada kalian seperti Yusuf telah berkata kepada saudara-saudaranya:
Tidak ada cela atas kamu di hari ini, Ayo berjalanlah, kamu semua bebas.”
Kunci Ka'bah Dikembalikan Kepada Penjaganya
Setelah semuanya itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم duduk kembali di dalam Masjid, Ali bin Abi Talib (r.a) berdiri dan menemui Rasullullah sambil memegang kunci pintu Ka’bah, dan berkata:
“Wahai Rasulullah, berilah tugas menjaga Ka’bah dan tugas memberi minum kepada kami, semoga Allah memberi sholawat kepada engkau” (dalam riwayat yang lain yang mengajukan permohonan Abbas)
Rasullullah bersabda:
“Untuk Utsman bin Talhah” Karena itu dijemput dan dibawalah Utsman bin Talhal ke depan Rasullullah dan Rasullullah berkata:
“Ini kunci untuk engkau, hari ini adalah hari kebaikan dan menunaikan janji”.
Menurut riwayat Ibn Sa’ad dalam kitabnya al-Tabaqat, Rasullullah telah berkata kepada Utsman Ketika penyerahan kunci itu dengan sabdanya:
“Ambillah kunci ini untuk selama-lamanya, ia tidak akan dirampas kecuali oleh orang yang zalim, sesungguhnya Allah telah meletakkan amanatnya kepada kamu, dan makanlah segala sesuatu rezeki yang sampai kepadamu dari rumah Allah ini dengan ma’ruf”.
Bilal Azan Di atas Ka'bah
Ketika masuk waktu sholat Rasullullah pun menyuruh Bilal (r.a) memanjat ke atas Ka’bah untuk menyuarakan azan dari atas Ka’bah.
Sholat Pembukaan Ka'bah atau Sholat Syukur
Pada hari itu Rasullullah masuk ke dalam rumah Ummu Hani binti Abi Talib, untuk bersuci.
Kemudian sholat delapan rakaat di dalam rumahnya, ketika itu adalah waktu dhuha, ada
Orang menyangka Rasululluh sholat dhuha, yang sebenarnya Rasullullah sholat kemenangan atas pembukaan kota Mekah.
Pada waktu itu Ummu Hani pun memberi perlindungan kepada dua orang mertuanya, maka kata Rasullullah:
“Kami melindungi orang yang dilindungi oleh Ummu Hani”.
Sebelumnya saudaranya Ali bin Abi Talib menuntut untuk membunuh mereka berdua, namun Ummu Hani telah menutup pintu rumahnya, karena itulah maka Ummu Hani bertanya kepada Rasullullah dan Rasullullah pun memberi penegasan kepada Ummu Hani.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait