PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Kisah Rasulullah Muhammad SAW Bagian 113 akan dibahas dalam artikel ini dikutip dari Kajian Habib Muhammad bin Yahya Pekalongan.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Rampasan Perang
Rampasan yang diperoleh kaum muslimin terdiri atas:
Enam ribu (6,000) orang tawanan,
Dua puluh empat ribu (24,000) ekor unta, lebih empat puluh ribu (40,000) ekor biri-biri dan empat ribu (4,000) uqiyah emas.
Rasullullah SAW memerintahkan agar rampasan perang ditempatkan di “Ja’ranah”, dengan menunjuk Mas’ud bin Amru Ghaffari sebagai penjaganya, sampai selesai gerakan ghuzwah (invasinya) ke “Ta’if”.
Setelah invasi ke Ta’if selesai, kemudian dilaksanakan pembagian rampasan perang, dibagikan sebagaimana dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya.
HajI Wada' (Haji Terakhir)
Tugas dakwah Rasullullah SAW sudah mendekati penghujung selesai,
Penyampaian risalah pun sudah dilaksanakan, penegakan sebuah syariat baru yang berasaskan pada konsep uluhiyah dan ketuhanan yang satu hanya kepada Allah SWT dan tidak ada tuhan selain ALLAH SWT berdasarkan risalah Rasullullah SAW telah menjadi kenyataan.
Rasullullah SAW seakan-akan telah mendengar panggilan dari dalam hatinya yang memberitahu bahwa persinggahan Rasullullah SAW di dunia sudah sampai pada waktu yang telah ditetapkan.
Hal ini nampak ketika Rasullullah SAW mengutus Muaz bin Jabal ke negeri Yaman sebagai Gubernur di tahun kesepuluh (10) Hijriah.
Rasullullah SAW bersabda kepada Muaz:
“Wahai Muaz, sebenarnya engkau mungkin tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini dan semoga kau akan melalui masjidku dan kuburku”.
Muaz menangis tersedu-sedu karena akan berpisah dengan Rasullullah SAW.
Dengan izin Allah SWT, Rasullullah SAW berkesempatan melihat hasil kerja dakwahnya setelah mengalami berbagai kepahitan dan kesusahan selama dua puluh tahun lebih.
Di ujung bandar Mekah, Rasullullah SAW berkumpul bersama dengan para perwakilan qabilah Arab, menyampaikan kepada mereka syariat-syariat dan hukum-hukum Islam.
Rasullullah SAW minta persaksian mereka, bahwa dia telah menyampaikan amanah dan tugas-tugasnya, menyampaikan risalah dan bertanggungjawab menasihati seluruh umat.
Pada hari itu Rasullullah SAW mengdeklarasikan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji yang terakhir.
Berduyun-duyun umatnya mengunjungi Madinah, mereka semua ingin menyertai dan mengikuti Rasulullah dalam ibadah hajinya.
Pada hari Sabtu empat hari terakhir bulan Zulkaedah, Rasullullah SAW siap dengan kendaraannya, mempersiapkan dirinya, memakai minyak rambut dan menyikatnya, mengenakan pakaian dan syalnya serta menyandang senjatanya.
Setelah sholat dzuhur, Rasullullah SAW bergerak, sampai di Zul Hulaifah sebelum masuk waktu Ashar.
Di sana Rasullullah SAW menunaikan sholat sunat dua rakaat dan bermalam.
Keesokkan harinya setelah sholat Subuh, Rasullullah SAW memberitahukan kepada semua sahabat yang hadir:
“Tadi Malam aku telah mendapat pemberitahuan dari Allah SWT yang menyabdakan:
Sholatlah kamu di lembah yang penuh berkat ini dan niatkanlah wahai Muhammad Umrah dikerjakan bersama-sama Haji”.
Sebelum Rasullullah SAW menunaikan sholat dzuhur di hari itu, terlebih dahulu Rasullullah SAW bersuci dan mengenakan pakaian ihram, kemudian Aisyah menyapukan minyak wangi dan kasturi pada diri Rasululah SAW.
Aisyah menyapukan di badannya dan kepalanya hingga nampak berkilauan minyak kasturi di rambut dan di jenggotnya. Rasullullah SAW membiarkan tanpa membasuhnya dan kemudian menunaikan sholat dzuhur dua rakaat.
Setelah selesai sholat, Rasullullah SAW kemudian bertahlil di tempat sholatnya untuk memulai ibadah haji dan umrah, sebagai haji qiran. Setelah itu barulah Rasullullah SAW bergerak dengan menunggangi untanya yang bernama Quswa’, di situ Rasulullah bertahlil lagi sedang untanya kemudian bergerak.
Rasullullah SAW meneruskan perjalanan suci ini hingga hampir memasuki Mekah, maka Rasullullah SAW bermalam di Tawa.
Keesokkan harinya Rasullullah SAW memasuki Mekah setelah sholat Shubuh, di pagi hari Ahad tanggal empat hari terakhir bulan Dzulhijjah tahun kesepuluh (10) Hijriah.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait