PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Kisah Nabi Muhammad bagian 116 dikutip dari Kajian Habib Muhammad bin Yahya Pekalongan akan dibahas dalam artikel ini.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Firasat Perpisahan
Setelah Dakwah Islamiah sempurna dan Islam menguasai keadaan maka tanda-tanda dan bahasa-bahasa pengucapan selamat tinggal kepada dunia dan kepada manusia mulai nampak di dalam ungkapan-ungkapan dan ucapan-ucapan Rasullullah SAW melalui perkataan dan perbuatannya.
Di dalam bulan Ramadhan tahun ke sepuluh Hijriah, Rasullullah SAW beriktikaf di masjid selama dua puluh hari, sedang sebelumnya hanya sepuluh hari.
Di waktu itu Jibril عليه السلم mendatangi Rasullullah SAW untuk mengulang tadarus Alquran sebanyak dua kali.
Di dalam Hajji Wada’ Rasullullah SAW telah menyebut:
“Sebenarnya kemungkinan aku tidak akan bertemu kamu lagi setelah pertemuan kita di tahun ini”.
Ketika di Jamrah Aqabah Rasullullah SAW berkata:
Ambillah ibadah haji ini dariku, bisa jadi aku tidak akan mengerjakan haji lagi setelah tahun ini”.
Surah Nasr turun di pertengahan hari-hari tasyrik, dari surat tersebut Rasullullah SAW mengetahui bahwa itu adalah ucapan selamat tinggal dan pemberitahuan tentang kematian Rasulullah SAW.
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” [An-Nasr (النصر) / 110:1 s/d 3]
Di permulaan Safar tahun sebelas (11) Hijriah Rasullullah SAW keluar menuju ke Uhud, Rasullullah SAW sholat untuk para syuhada’ sebagai ucapan selamat tinggal kepada semua yang hidup dan yang mati, dari Uhud Rasullullah SAW kembali ke masjid naik ke atas mimbar dan bersabda:
“Sesungguhnya aku telah berbuat keras kepadamu, sesungguhnya aku adalah melihat kamu semua, demi Allah waktu ini aku sedang menyaksikan kolam airku (kurnia Rasulullah di hari perkiraan), Aku telah diberi kunci khazanah kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi, dan sesungguhnya aku tidak takut kamu menyekutukan Allah setelah kematianku, tetapi aku takut kamu berlomba-lomba karena dunia”.
Di suatu malam Rasullullah SAW keluar menuju ke pemakaman Baqi’, di sana Rasullullah SAW memohon ampunan untuk penghuni di kubur dengan doa Rasulullah SAW:
“Assalamulaikum wahai penghuni kubur, tenanglah kamu, pada apa yang terjadi padamu, dengan apa yang terjadi pada orang lain, kini fitnah telah mulai tiba, bagai malam yang gelap pekat, ujungnnya menyusul permulaannya, ujungnya lebih buruk dari permulaannya”.
Di sini Rasullullah SAW menyampaikan berita gembira kepada mereka, dengan sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya aku menyusul datang setelah kamu”
Permulaan Sakit
Di hari kedua puluh sembilan (29) bulan Safar tahun kesebelas (11) Hijriah, pada hari Senin, Rasullullah SAW berkesempatan menghadiri pemakaman jenazah di Baqi’.
Di pertengahan jalan sekembalinya dari Baqi’, Rasullullah SAW merasa sakit kepala, panasnya terlalu tinggi, orang di sekitar Rasullullah SAW ikut merasakan panasnya, terutama di atas kain balutan di kepala Rasullullah SAW yang mulia itu.
Namun demikian Rasullullah SAW kemudian sholat dengan para kaum muslimin dalam keadaan Rasullullah SAW mengalami kesakitan untuk selama sebelas hari, sedang keseluruhan hari sakit Rasullullah SAW tiga belas (13) hari.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait