Abdurrahman bin auf membawa 200 uqiyah perak, dan disusul oleh para sahabat yang lain masing-masing dengan membawa hartanya.
Para sahabat yang bukan dari golongan berada juga datang berinfak dengan apa yang mereka miliki.
Ashim bin Adi membawa 90 wasaq dari kurma kebunnya, sebagian lagi ada yang membawa dua mud bahkan ada yang hanya satu mud (sebanyak dua telapak tangan orang dewasa). Semua kaum muslimin datang berinfak, kecuali para munafiqin.
Melihat hal itu semua, pulanglah Ulbah dengan membawa kesedihannya. Sampai larut malam ia tidak bisa tidur memikirkan dirinya yang tidak dapat berinfak dan membeli peralatan perang seperti para sahabat lakukan. Dia hanya mebolak-balikkan badannya di atas tikarnya yang lusuh. Selintas timbul dalam fikirannya untuk mengurangi kegundahan hati. Maka ia pun berwudhu lalu melaksanakan sholat. Kemudian ia pun menangis, menumpahkan semua kesedihannya kepada Dzat yang memiliki isi Langit dan Bumi. Lalu ia berdoa sambil mengangkat kedua tangannya:
"Ya Allah, Engkau memerintahkan berjihad, sedangkan Engkau tidak memberikan aku sesuatu yg dapat aku bawa berjihad bersama RasulMu, dan Engkau tidak memberikan di tangan RasulMu sesuatu yg dapat membawaku berangkat. Maka saksikanlah bahwa
sesungguhnya aku telah bersedekah kepada setiap muslim dari semua perbuatan zholim mereka terhadap diriku dari perkara harta, raga atau kehormatan.”
Doa itu ia ucapkan berulang ulang kali seakan akan ia berkata : “Ya Allah, tidak ada yg dapat aku infakkan sebagaimana yg lainnya telah berinfak. Seandainya aku memiliki seperti yg mereka punya, aku akan lakukan untukMu, demi jihad di jalanMu. Yang aku
punya hanya kehormatan, kalau Engkau bisa menerimanya, maka saksikanlah bahwa semua kehormatanku telah aku sedekahkan malam ini untukMu!”.
Subhanallah, alangkah jernihnya doa tersebut keluar dari seseorang yang tidak punya; sebuah kedermawanan dari mereka yg disebut papa.
Pagi harinya, ia mengikuti sholat subuh berjamaah bersama Rasulullah. Telah ia lupakan air mata yg telah tertumpah di atas sajadah tadi malam. Tetapi Allah tidak menyia-nyiakannya, Dia khabarkan semua cerita tersebut kepada Rasulullah melalui perantaraan Jibril.
Selesai sholat, Rasulullah bersabda :
“Siapa yang tadi malam telah bersedekah? Hendaklah ia berdiri.”
Tidak ada seorangpun dari para sahabat yg berdiri, dan Ulbah pun tidak merasa bahwa ia telah bersedekah.
Lalu Rasulullah mendekatinya dan berkata :
“Bergembiralah Ulbah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya sedekahmu tadi malam telah ditetapkan sebagai sedekah yang diterima.”
Alangkah bahagianya Ulbah, doa yang ia panjatkan tadi malam sebenarnya adalah upaya dan usaha dari orang miskin yg tidak punya harta.
Kiranya Allah mendengar rintihan dan jeritannya.
Semoga Allah merahmati Ulbah bin Zaid ra, dengannya kita belajar bahwa tidak selamanya memberi harus dengan materi, bisa juga dengan tenaga dan Doa tulus bagi yang tidak punya apa-apa. Disini kita dapat pelajaran bahwa dengan keterbatasan yang Allah
berikan kita juga dapat berbuat untuk Islam.
(Sirah Sahabat ra).
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait