YOGYAKARTA, iNews.id - Kasus bunuh diri di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta memprihatinkan.Tiap tahun rata-rata ada 30 orang yang bunuh diri, ada yang gantung diri, minum racun, ada juga yang menceburkan diri ke sumur.
Demikian disampaikan Humas Polres Gunungkidul, AKP Suryanto . Dia menjelaskan, untuk tahun 2022 ini, hingga akhir Desember angka bunuh diri di wilayahnya sudah mencapai 29 orang. Di mana sebagian besar memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Pandemi Covid-19 kata dia, diduga memicu kenaikan angka bunuh diri di wilayah ini. Di mana tahun 2021 yang lalu angka bunuh diri di wilayah ini mencapai 38 kasus. Dari jumlah itu 37 orang di antaranya mengakhiri hidupnya dengan gantung diri sementara seorang lagi menenggak racun.
Sementara tahun 2020 yang lalu ada 29 kasus bunuh diri di mana 26 orang memilih gantung diri, dan tiga lainnya dengan cara minum racun. Pihaknya bersama Pemkab Gunungkidul terus melakukan upaya preventif bunuh diri terhadap kelompok masyarakat rentan. Upaya tersebut seperti halnya sosialisasi hingga pendampingan.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty menilai salah satu penyebab bunuh diri adalah gangguan kejiwaan. Terlebih, gangguan tersebut sulit terdeteksi karena warga Gunungkidul cenderung menutup diri. "Jadi orang bunuh diri itu pasti sebelumnya ada masalah kejiwaan, dan itu (masalah kejiwaan) memang sulit terdeteksi," kata Dewi.
Relawan Inti Mata Jiwa (Imaji), Wage Dhaksinaga mengatakan belasan tahun lembaganya berusaha keras untuk melakukan pencegahan bunuh diri di wilayah Gunungkidul. Namun ternyata cukup sulit karena berbagai alasan.
Menurut Wage, 2 tahun terakhir angka bunuh diri tinggi kemungkinan karena dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Berdasarkan catatan mereka, di awal pandemi justru menurun tetapi di tengah-tengah pandemi itu justru meningkat sehingga di 2021 mencapai 38 kasus. "Terjadi seperti itu. Peristiwanya seperti itu di mana tinggi ketika pandemi,"kata dia.
Berdasarkan catatan dari Imaji angka bunuh diri di wilayah Gunungkidul masih mencapai 31 orang. Angka ini juga sudah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Dia berharap hal tersebut merupakan sinyal baik karena semakin banyak yang mencoba berbuat untuk menurunkan angka bunuh diri di Gunungkidul.
Imaji sendiri sudah sering diminta untuk membersamai belajar bagaimana mencegah bunuh diri oleh Dinas Sosial. "Dengan banyaknya orang yang kemudian berpikir bagaimana menanggulangi dan banyak orang berbuat sesuai dengan kapasitasnya semoga saja ini menjadi hal yang baik dan ke depan Gunungkidul,"ujar dia.
Gunungkidul sebenarnya sudah memiliki satgas tim penanggulangan bunuh diri. Namun sampai saat ini dia tidak sejauh mana Satgas tersebut bekerja. Karena sampai sejauh ini angka bunuh diri masih tetap tinggi. Menurut dia, jika Gunungkidul ingin berbuat lebih intens lagi, sebenarnya di Gunungkidul ini sudah ada Peraturan Bupati nomor 56 tahun 2018 yang itu mengatur tentang persoalan bunuh diri. Jika pemerintah mampu memaksimalkan Perda Peraturan Bupati maka itu akan menjadi upaya yang terarah untuk penanggulangan bunuh diri.
Artikel ini telah tayang di yogya.inews.id , Klik untuk baca: https://yogya.inews.id/berita/kaleidoskop-2022-rata-rata-per-tahun-ada-30-orang-bunuh-diri-di-gunungkidul/2.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait