Tak lama sopir itu pun kembali masuk ke dalam truk dan memeriksa barang bawaannya termasuk kantong plastik warna merah miliknya. Dia pun kaget karena di dalam keresek banyak terdapat uang pecahan ratusan ribu total jutaan rupiah. Sopir itu pun menghampiri Kang Dedi yang masih di area SPBU. Dia menanyakan perihal uang tersebut lantaran bukan miliknya. “Ini bukan uang saya, Pak. Tadi ada di plastik, saya mau kembalikan ke yang punya,” kata Herman.
Kang Dedi kemudian memintanya untuk menyimpan uang tersebut. Namun permintaan itu ditolak karena sang sopir merasa itu bukan haknya. “Bapak kan butuh untuk bayar utang SIM. Ya sudah kalau tidak mau, titipkan saja ke petugas SPBU,” kata Dedi yang langsung diikuti saran tersebut oleh sang sopir. “Uang saya mah hanya ini Rp182.000,” timpal sopir.
Beberapa saat kemudian Kang Dedi menjelaskan bahwa uang tersebut adalah pemberian darinya. Uang itu diberikan kepada Herman untuk membayar utang SIM dan keperluan sehari-hari. Seketika sopir itu pun menangis dan memeluk Kang Dedi. “Ini perjuangan seorang bapak umur 68 tahun tengah malam bekerja dan masih punya anak kecil dan orangnya jujur uang dikembalikan karena bukan haknya,".
Herman, adalah sopir truk yang membawa popok dari pabrik di Karawang ke gudang di Subang. Setiap mengantar, Herman mengaku mendapatkan uang jalan sebesar Rp700.000. Uang tersebut digunakan untuk membeli solar, makan dan bongkar muatan. Dalam sekali jalan dia hanya mendapat upah Rp100.000-Rp200.000.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait