SEMARANG, iNewsPantura.id - Meningkatnya polusi udara di Kota Semarang akibat emisi karbon mendorong Agustina, Wali kota Semarang untuk menggalakkan gerakan menanam pohon sebagai langkah awal yang nyata. Dirinya menyampaikan seruan ini seusai menghadiri acara Sesaji Rewanda di Goa Kreo, Gunungpati, Sabtu (12/4).
“Program menanam pohon ini menjadi hal utama yang bisa dikerjakan bersama-sama dengan masyarakat,” ujar Agustina. Lebih lanjut, Wali Kota juga mengimbau warga masyarakat untuk menjaga kesehatan di tengah kondisi udara yang kurang sehat, terlebih di masa peralihan musim.
“Saya mengimbau warga masyarakat yang merasa kurang sehat untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Sekarang ini banyak warga yang mengalami diare, demam, dan gangguan pernapasan karena kondisi udara yang kurang menguntungkan,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti perlunya pembentukan tim khusus oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk merumuskan strategi pengurangan polusi, termasuk penelusuran potensi pencemaran dari aktivitas industri dan kendaraan bermotor.
Di tengah seruan soal lingkungan tersebut, Sesaji Rewanda menjadi ruang refleksi untuk mengingat pentingnya harmoni antara manusia dan alam. Dalam sambutannya, Agustina menyampaikan bahwa acara budaya tahunan ini bukan sekadar tontonan, melainkan wujud syukur, pelestarian sejarah, dan pengingat tentang hubungan manusia dengan lingkungan.
“Sesaji Rewanda adalah simbol hormat manusia kepada alam. Simbol syukur, kebersamaan, dan pengingat bahwa membangun peradaban itu tidak pernah sendiri. Manusia bersama tumbuhan, hewan, air, udara—semua ciptaan Tuhan kita syukuri,” ungkapnya.
Agustina juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang untuk terus merawat warisan budaya tersebut. Bahkan tahun depan, pihaknya berencana mengemas acara ini menjadi lebih meriah dengan melibatkan lebih banyak kelompok sadar wisata dan masyarakat sekitar.
“Kita akan libatkan lebih banyak Pokdarwis. Saya yakin kegiatan seperti ini bisa jadi pengungkit ekonomi. Tahun 2026 akan kita siapkan renovasi kecil untuk mempercantik kawasan Goa Kreo,” tutur Agustina.
Selain itu, ia juga mengusulkan adanya Musrenbang Pariwisata agar pengembangan desa wisata dapat dirancang secara khusus dan partisipatif. Wali Kota juga menyebutkan potensi luar biasa Waduk Jatibarang serta kebutuhan peningkatan infrastruktur penunjang seperti jalan dan jembatan menuju kawasan amphiteater.
“Goa Kreo ini adalah permata yang terpendam. Jika kita mengasahnya, ini akan berkilau. Tapi jangan sampai ketika sudah bersinar, kita hanya menjadi penonton,” pungkasnya.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait