Merangkai Harapan dari TK Wonosari: Langkah Inklusif Gunungkidul Demi PAUD yang Ramah Semua Anak

Kismaya
Merangkai Harapan dari TK Wonosari: Langkah Inklusif Gunungkidul Demi PAUD yang Ramah Semua Anak. Foto : iNewsPantura.id / Kismaya

GUNUNGKIDUL, iNewsPantura.id — Di sebuah ruang kelas yang biasa dipenuhi nyanyian anak-anak, kali ini terdengar suara diskusi serius. Puluhan guru dan pengawas PAUD dari berbagai penjuru Gunungkidul duduk menyimak pemaparan dari seorang pakar pendidikan inklusif. Raut wajah mereka mencerminkan semangat baru: membangun pendidikan anak usia dini yang tidak hanya ramah, tetapi juga adil dan berpihak bagi semua anak, tanpa kecuali.

Selama tiga hari penuh, mulai 10 hingga 12 Juli 2025, TK Negeri Wonosari menjadi titik temu semangat perubahan. Di tempat inilah, sekitar 60 peserta yang terdiri dari pengurus HIMPAUDI dan IGTKI, penilik, pengawas, hingga perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul berkumpul untuk mengikuti *Pelatihan Kurikulum Inklusif dan Pendampingan Belajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)*.

Pelatihan ini bukan sekadar rutinitas peningkatan kapasitas. Ia lahir dari kebutuhan mendesak: masih banyaknya pendidik PAUD yang belum memahami bagaimana menghadapi keberagaman anak, terutama mereka yang hidup dengan hambatan perkembangan. Akibatnya, mimpi tentang pendidikan inklusif di level paling dasar masih jauh dari kenyataan.

Didukung oleh SeeYou Foundation dan diselenggarakan oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Gunungkidul, pelatihan ini menghadirkan narasumber nasional: Dr. Joko Yuwono, M.Pd., dosen Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret (UNS) sekaligus konsultan senior Bank Dunia dalam bidang pendidikan inklusif. Di tangan beliau, konsep inklusi yang selama ini dianggap rumit, menjadi sesuatu yang membumi dan bisa diterapkan langsung di ruang kelas.

Selama pelatihan, para peserta tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik: mulai dari cara mengidentifikasi ABK, menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI), hingga bagaimana menyusun strategi pembelajaran yang memanusiakan setiap anak sesuai potensinya.

Puncaknya, di hari terakhir, Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati, S.Pd., MM, hadir menyampaikan apresiasinya secara langsung. Ia menyebut pelatihan ini sebagai bagian dari upaya nyata membangun Gunungkidul sebagai kabupaten yang inklusif, khususnya dalam pendidikan dasar.

 “PAUD adalah pondasi. Jika di tahap ini sudah kita pastikan inklusif, maka masa depan pendidikan kita akan jauh lebih kuat dan adil,” ujar Nunuk di hadapan peserta.

Langkah ini bukan akhir, tetapi permulaan. Melalui para peserta yang kembali ke kapanewonnya masing-masing, benih-benih inklusi kini disemai. Mereka membawa pulang bukan hanya pengetahuan baru, tetapi juga semangat baru: bahwa tak ada anak yang terlalu berbeda untuk tidak dipahami, dan tak ada anak yang terlalu jauh untuk dijangkau oleh cinta seorang guru

Editor : Suryo Sukarno

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network