KENDAL,iNewsPantura.id - Dalam rangka mendukung program nasional ketahanan pangan, para istri pegawai dan anggota Persatuan Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) Cabang Lapas Pemuda Kelas IIB Plantungan memanfaatkan lahan kosong di lingkungan lapas untuk menanam berbagai jenis tanaman obat dan pangan.
Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan ini difokuskan pada penanaman tanaman obat tradisional atau empon-empon seperti jahe, kunir, serai, temulawak, serta tanaman pangan seperti koropedang, pisang, dan singkong. Empon-empon dikenal luas sebagai bahan dasar obat tradisional yang kaya manfaat bagi kesehatan, sementara tanaman pangan tersebut menjadi alternatif untuk mendukung ketahanan pangan lokal.
Ketua PIPAS Cabang Plantungan, Mila Suharno, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang penghijauan, tetapi juga merupakan bentuk cinta dan kepedulian terhadap lingkungan tempat kerja suami-suami mereka yang bertugas sebagai petugas pemasyarakatan.
“Kegiatan ini adalah salah satu hal baik yang dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap keasrian lingkungan tempat kerja suami-suami kami. Selain itu, ini juga menjadi bentuk nyata kecintaan kami terhadap tanaman pangan alternatif, tanaman obat, dan sayuran asli Indonesia,” ujar Ibu Mila.
Penanaman dilakukan secara gotong royong, diiringi semangat tinggi dari para anggota PIPAS. Tak hanya menanam, mereka juga menata ulang area kebun agar tampak lebih indah, rapi, dan produktif. Upaya ini sejalan dengan komitmen menciptakan lingkungan lapas yang asri dan sehat, sekaligus mendukung proses pembinaan warga binaan.
Kepala Lapas Pemuda Kelas IIB Plantungan, Suharno, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah aktif para ibu-ibu PIPAS.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan luar biasa ini. Ibu-ibu pemasyarakatan cabang Plantungan telah menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan kesejahteraan bersama,” tutur Suharno.
“Melalui kegiatan berkebun ini, saya yakin akan tumbuh jiwa-jiwa yang mencintai alam dan produktif. Bahkan, yang sebelumnya tidak bisa berkebun, jadi bisa karena belajar bersama-sama,” tambahnya.
Diharapkan, kegiatan ini tidak berhenti pada tahap penanaman saja, melainkan berlanjut dengan perawatan serta panen hasil kebun. Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur, pengobatan herbal, atau bahkan sebagai bagian dari kegiatan ekonomi produktif.
Langkah nyata yang dilakukan oleh para ibu PIPAS ini menjadi bukti bahwa siapa pun dapat berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan dan keindahan lingkungan, mulai dari lingkup terkecil di lingkungan kerja hingga memberi dampak positif bagi masyarakat secara luas.
Editor : Eddie Prayitno
Artikel Terkait