Sampah Bernilai Emas, Pegadaian Dorong Transformasi Ekonomi Lewat Bank Sampah

Dimas Yuli
Konsolidasi Bank Sampah Binaan Pegadaian Kanwil XI Semarang di Aula Kanwil, 23–24 Juli 2025.

SEMARANG, iNewsPantura — PT Pegadaian Kantor Wilayah XI Semarang terus memperkuat peran strategisnya dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

Melalui program MengEmaskan Sampah Indonesia, Pegadaian menggelar Konsolidasi Bank Sampah Binaan secara luring di Aula Kanwil XI, 23–24 Juli 2025.

Kegiatan ini diikuti puluhan bank sampah dari enam area di bawah binaan Pegadaian: Semarang, Pati, Surakarta, Yogyakarta, Tegal, dan Purwokerto.

Agenda utamanya adalah pembentukan perwakilan Forsepsi (Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia) tingkat kabupaten/kota sebagai forum kolaborasi komunitas lingkungan.

Pimpinan Kanwil XI Semarang, Edy Purwanto, menjelaskan bahwa melalui Forsepsi, Pegadaian ingin membangun ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dari level rumah tangga hingga kelurahan.

"Permasalahan sampah itu kan banyak sekali. Maka Pegadaian mengemasnya menjadi Memilah Sampah Menabung Emas (MSME)," kata Edy.

Melalui pendekatan ini, masyarakat diajak untuk memilah sampah yang bernilai ekonomis dan menukarnya menjadi tabungan emas melalui bank sampah binaan Pegadaian.

"Mengolah sampah itu harus mulai dari lingkup terkecil, dari rumah tangga hingga RT, RW dan kelurahan. MSME adalah salah satu gerakan aksi nyata Pegadaian. Sekarang ini, orang buang sampah sama dengan membuang emas," ujarnya.

Lebih lanjut, Edy menyebutkan bahwa pengelolaan sampah yang tepat bahkan bisa menghasilkan sumber energi dan ekonomi baru—mulai dari sampah plastik menjadi bahan bakar, hingga pengolahan organik menjadi magot dan kerajinan bernilai jual.

"Kalau sampah itu bisa diolah, bisa dipilah kemudian menghasilkan nilai ekonomi. Sampah dijual bisa mendapatkan cuan yang bisa ditabung menjadi emas," tegasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Arwita Mawardi, turut mengapresiasi peran aktif Pegadaian. Ia menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak, termasuk sektor swasta, dalam menyelesaikan krisis sampah.

"Pengelolaan sampah tidak bisa parsial, harus dari hulu ke hilir. PT Pegadaian mewakili pihak swasta untuk pengelolaan sampah di tingkat hulu," pungkasnya.

Ia mengungkapkan, saat ini Kota Semarang menghasilkan sekitar 1.200 ton sampah per hari, dan hanya 900 ton yang tertampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Tanpa pengolahan dan kolaborasi, TPA berpotensi kelebihan kapasitas dalam waktu kurang dari lima tahun.

Sebagai langkah jangka panjang, Pemerintah Kota Semarang juga tengah mengebut pembangunan PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik) yang ditargetkan beroperasi pada 2028.

Konsolidasi dan inisiatif Pegadaian ini menandai transformasi pengelolaan sampah dari beban lingkungan menjadi peluang ekonomi, sekaligus mendorong perubahan perilaku masyarakat ke arah ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Editor : Yunibar SP

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network