Tidak Ada Izin, Limbah Sumur Dapur MBG di Purwokerto Cemari Sumur Warga.

Mas Sal
Tidak Izin Warga, Limbah Sumur Dapur MBG di Purwokerto Cemari Sumur Warga. Foto : iNewsPantura.id/ Mas Sal

BANYUMAS, iNewsPantura.id - Permasalahan tercemarnya sumur dari dapur Makan Bergizi Gratis atau MBG  kembali terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Kali ini dapur MBG di lingkungan RT2 RW2 Kelurahan Rejasari, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diduga mencemari lingkungan.

Warga sekitar mengeluhkan air sumur yang berubah menjadi hitam, berminyak dan mengeluarkan bau tak sedap dalam dua bulan terakhir.

Kondisi tersebut dibenarkan oleh Ardian, petugas keamanan dapur saat ditemui tim media di lokasi dapur.

"Awalnya, IPAL dari dapur sudah mau distandarkan oleh pemilik, namun terhenti pada Juni lalu, karena pemilik meninggal dunia. Pada saat yang bersamaan, muncul keresahan dari warga," ujar Ardian.

Menanggapi keluhan warga, pihak pemilik melalui istri almarhum, langsung menemui warga terdampak untuk  memberikan kompensasi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, pemilik juga menyalurkan air PAM dari dapur ke beberapa rumah terdampak, serta pembuatan sumur bor untuk bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.

"Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, pemilik juga sudah mengundang Dinkes dan DLH untuk melakukan pengecekan langsung kondisi dapur, hasilnya DLH menyatakan IPAL sudah masuk kategori standar, namun alangkah baiknya jika filterisasinya ditingkatkan lagi. Yang kami ketahui, setelah itu sudah tidak ada lagi keluhan dari warga," jelas Andrian.

Oki Radityo (46), salah satu warga terdampak mengatakan bahwa dari awal didirikannya dapur MBG sudah melakukan kesalahan.
Rumah Oki sendiri sangat dekat dengan dapur MBG yang mencemari sumurnya.

"Seharusnya pembuatan dapur MBG ada SOP dan standar yang jelas, termasuk sosialisasi dan ijin kepada warga sekitar. Namun hal ini justru diabaikan. Ketika timbul masalah seperti sekarang, pemilik dapur baru mau menemui warga, dan warga seolah-olah dipaksa untuk menerima dampaknya," ujar Oki.

Menurut Oki, program ini menekankan sanitasi ketat, dan konsep dapur MBG pun dibuat untuk memenuhi standar internasional dalam penyediaan makanan bergizi dan berkualitas.

"Memang benar sumur yang terdampak sudah mulai membaik. Namun ini belum melalui uji laboratorium akan standar kelayakan air bersih. Saya minta ada uji labortaorium," tandas Oki.

Oki sudah melayangkan surat aduan ke pihak kecamatan atas saran lurah setempat. 

Warga meminta agar ekosistem dikembalikan seperti semula. Yang tadinya tidak tercemar, kembali normal dan layak konsumsi.

"Dari awal sudah tidak kulanuwun, poin itulah yang membuat kami belum bisa menerima dan harus melanjutkan aduan ini," pungkasnya.

Editor : Suryo Sukarno

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network