Polres Kudus Kawal Ketat Program Makan Bergizi Gratis: Air Bebas Bakteri, Gizi Terpenuhi

Nur Choiruddin
Polres Kudus Kawal Ketat Program Makan Bergizi Gratis: Air Bebas Bakteri, Gizi Terpenuhi. Foto : iNewsPantura.id/ Nur Ch

KUDUS, iNewsPantura.id -- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kudus terus menunjukkan hasil positif sepanjang tahun 2025. Dalam tiga pekan terakhir, pelaksanaan program yang melibatkan PPG (Satuan Pemenuhan Gizi) Polres Kudus berjalan lancar tanpa temuan negatif pada hasil uji makanan maupun air minum. Semua hasil laboratorium menunjukkan bebas bakteri E. coli, memastikan keamanan dan kualitas pangan yang dikonsumsi ribuan siswa penerima manfaat.

Program MBG di Kudus merupakan bagian dari program nasional yang dicanangkan pemerintah pusat untuk meningkatkan status gizi dan daya konsentrasi belajar anak-anak Indonesia. Di tingkat daerah, pelaksanaan di Kudus menjadi salah satu contoh terbaik berkat kolaborasi antara Pemkab Kudus, Polres Kudus, dan jajaran Dinas Kesehatan serta Dinas Pendidikan.

Berdasarkan data resmi, program MBG di Kabupaten Kudus mulai digulirkan pada 13 Januari 2025 dengan sasaran awal 17 sekolah dan 3.263 porsi makanan bergizi yang disalurkan pada hari pertama. Seiring pelaksanaan, cakupan program semakin luas. Per Februari 2025, tercatat 3.266 siswa dari 17 sekolah di Kecamatan Mejobo menjadi penerima manfaat.

Kemudian, berdasarkan laporan Juni 2025, Kabupaten Kudus telah memiliki lima dapur MBG (SPPG) aktif yang menyuplai makanan untuk sekolah di Kecamatan Jati dan sekitarnya. Hingga Oktober 2025, jumlahnya meningkat signifikan menjadi 21 SPPG, yang melayani puluhan ribu pelajar dari ratusan sekolah di seluruh wilayah Kudus.

Sementara itu, SPPG Polres Kudus menjadi salah satu dapur percontohan yang mendapat perhatian karena menerapkan standar keamanan pangan tertinggi. Dapur ini melayani 10 sekolah terdiri dari 1 TK, 6 SD, dan 3 SMP, dengan total 2.957 siswa penerima manfaat. Pengiriman makanan dilakukan setiap hari pada waktu istirahat sekolah — SD sekitar pukul 09.00 WIB dan SMP pukul 12.00 WIB — guna menjaga kesegaran dan suhu ideal makanan.

Kepala SPPG Polres Kudus, M. Rafi’ Projo Al Jito, menjelaskan bahwa pengawasan dilakukan sejak pagi hari. “Setiap pagi pukul 07.00 kami lakukan pengecekan kesehatan dan tes makanan sebelum dikirim. Pemeriksaan meliputi uji organoleptik oleh tim Dokkes Polres Kudus serta uji kimia terhadap bahan makanan,” ujar Projo.

Uji organoleptik dilakukan dengan cara mencicipi dan mengamati aroma, rasa, serta tampilan makanan. Sementara uji kimia memastikan tidak ada kandungan bahan berbahaya seperti nitrit, formalin, arsenik, dan sianida. Semua bahan baku diperiksa secara fisik, memastikan tidak ada yang rusak atau berulat. Daging ayam yang digunakan merupakan produk frozen halal bersertifikat dan disuplai oleh koperasi resmi yang memiliki jaminan mutu.

Sementara ahli gizi Yusrina Putri Nugraha dan Dwi Wahyuni Ambarwati, di SPPG tersebut, menambahkan, “Semua bahan baku diperiksa secara ketat. Daging ayam yang digunakan berasal dari produk beku bersertifikat halal dan dari koperasi resmi. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan air dan makanan aman dikonsumsi,” ujar Yusrina.

Selain pengujian bahan, sarana dapur Polres Kudus dilengkapi dengan dua unit oven sterilisasi food tray berkapasitas 180 wadah, mampu mensterilkan alat makan dalam waktu 3–5 menit. Air yang digunakan pun melalui proses filterisasi dan pengurasan otomatis setiap siang hari, dengan hasil pemeriksaan dari Puskesmas Rendeng menunjukkan kandungan bakteri E. coli nol.

Proses pencucian alat makan dilakukan dengan tiga tahapan utama: pemisahan lemak, perendaman air panas, dan pembilasan air bersih. Seluruh prosedur dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengolahan Makanan Aman, yang diawasi langsung oleh asisten lapangan dan tim pengawas Polres Kudus.

Setiap menu MBG disusun berdasarkan perhitungan ahli gizi dengan memperhatikan keseimbangan nutrisi makro dan mikro. Porsi kecil untuk TK dan SD kelas 1–3 mengandung 381,5 kilokalori, sementara porsi besar mencapai 626,25 kilokalori. Komposisi makanan terdiri dari nasi 100–175 gram, sayur 50–80 gram, dan protein hewani serta nabati seperti tahu, tempe, ayam, atau telur.

Menu harian disesuaikan dengan selera anak dan kearifan lokal. Misalnya, sop, telur ceplok, tahu kecap, serta menu khas Kudus seperti soto kerbau dan kerbau yakiniku. Setiap hari, variasi menu diatur agar siswa tidak bosan dan tetap mendapat asupan gizi yang cukup.

Beberapa penerima manfaat mengaku senang dengan adanya program ini. “Sop iga gratis dari MBG rasanya enak dan gurih. Harapannya program ini terus berjalan dan menunya makin beragam,” ujar Dian Selvi, si8swa SD 1 Rendeng, yang lokasi berdekatan dengan SPPG Polres Kudus.

“Sejak ikut MBG, siwa-siswi kami selalu sarapan dan kehadirannya di sekolah selalu 100 persen. Bisa jadi karena menu MBG yang dibagikan berfariasi dan  selalu ditunggu,” Ujar Kepala SD 1 Rendeng, Dewi Sofiyati.

Pengiriman makanan dilakukan menggunakan dua unit mobil boks dan satu bus yang melayani hingga 840 food tray per hari, dibantu oleh 47 relawan dan petugas lapangan. Proses distribusi dilakukan sesuai jadwal istirahat agar makanan sampai dalam kondisi hangat dan layak saji.

Setiap hari dilakukan pengambilan tiga sampel acak untuk diuji menggunakan test kit cepat. Hingga kini, hasil pengawasan menunjukkan tidak ada pelanggaran keamanan pangan maupun temuan bahan berbahaya.

Polres Kudus tidak hanya berperan dalam pengamanan distribusi, tetapi juga aktif dalam membina dapur gizi di kompleks Asrama Polisi (Aspol) Rendeng, yang ditargetkan mampu mendukung MBG hingga 4.000 siswa di wilayah sekitarnya.

Keterlibatan kepolisian juga mencakup pengawasan higienitas dapur, sterilisasi peralatan, serta edukasi kepada petugas dan relawan mengenai standar keamanan pangan.

Kapolres Kudus melalui keterangan resminya menyatakan bahwa dukungan terhadap program MBG merupakan bagian dari komitmen Polri dalam mendukung kesejahteraan masyarakat dan generasi muda.

“Kami tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga ikut memastikan makanan yang diterima anak-anak kita aman, halal, dan bergizi,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Kudus sendiri telah menyiapkan anggaran sekitar Rp17,38 miliar untuk mendukung pelaksanaan MBG selama 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus, program MBG secara nasional ditargetkan menjangkau 82,9 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025, termasuk pelajar di jenjang SD, SMP, dan sederajat.

Program ini terbukti berdampak positif pada tingkat kehadiran siswa yang meningkat signifikan, serta memperbaiki pola makan dan kesehatan anak-anak di sekolah. Banyak sekolah mencatat peningkatan kehadiran hingga 100 persen setelah MBG berjalan.

Sinergi antara Pemkab Kudus, Polres Kudus, Dinas Pendidikan, dan tenaga gizi profesional akan terus diperkuat agar program MBG semakin optimal. Selain menjaga kualitas makanan, tim juga berkomitmen untuk menambah variasi menu berbasis bahan lokal serta memperluas jangkauan sekolah penerima manfaat.

Dengan sistem pengawasan ketat, dukungan lintas sektor, dan partisipasi aktif masyarakat, Kabupaten Kudus kini menjadi salah satu daerah percontohan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis yang aman, sehat, dan berkelanjutan.

Editor : Suryo Sukarno

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network