"(Prevalensi hipertensi) di Papua rendah mungkin karena pola hidup masyarakat Papua belum seperti orang Jakarta (urban). Aktivitas fisik masih bagus, makanan belum banyak rasa," terang Elvieda dalam konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia 2022, Kamis (12/5/2022).
Pola hidup yang lebih baik yang dijalani masyarakat Papua itu yang membuat risiko hipertensi kecil di sana. Beda dengan kaum urban yang memang mencatatkan kasus hipertensi yang cukup tinggi.
Data Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di DKI Jakarta adalah 33,43 persen. Lalu, wilayah urban lainnya seperti Jawa Barat pun angka kasusnya tinggi yaitu 39,6 persen, begitu juga dengan Jawa Tengah sebesar 37,57 persen.
Hal senada disampaikan juga oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr Erwinanto, SpJP, bahwa pola gaya hidup menjadi alasan kenapa di Papua kasus hipertensi sangat rendah.
"Satu-satunya alasan yang bisa saya sampaikan mengapa di Papua kasus hipertensi rendah adalah karena gaya hidup mereka yang lebih baik dibandingkan pola hidup kaum urban," papar dr Erwinanto.
Populasi urban, kata dr Erwinanto, tercatat 40 persen di antara mereka mengalami hipertensi. Ini terjadi karena kualitas hidup kurang sehat dibandingkan masyarakat Papua.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait