Andre menyatakan kinerja kuartalan GOTO dapat dilihat dari laporan proforma perseroan di mana nilai transaksi kotor atau gross transaction value (GTV) perusahaan meningkat sebesar Rp140,0 triliun atau tumbuh 46%.
GTV adalah indikator kinerja operasional yang mewakili segmentasi transaksi perseroan mulai dari on-demand services, e-commerce, volume pembayaran (platform fintech), yang tidak memperhitungkan nilai dari transaksi yang terjadi antar entitas di dalam Grup GoTo yang dihapuskan pada saat dikonsolidasi.
"Sehingga untuk menggambarkan bisnis kami secara apple to apple, akan tepat jika menggunakan laporan keuangan proforma. Proforma yang kami maksud di sini adalah kami mengindikasikan bahwa Tokopedia telah bergabung dengan GOTO sejak 1 Januari 2021," tutur Andre.
Andre mengungkapkan bahwa margin adjustment ebitda GOTO pada kuartal 1/2022 terkendala beberapa hal, salah satunya adalah akibat kondisi makro di tanah air.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait