Puasa Dzulhijjah merupakan ibadah sunah yang bisa dikerjakan mulai tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Di dalamnya termasuk puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan puasa Arafah (9 Dzulhijjah). Keutamaan puasa ini sangat penting diketahui kaum Muslimin.
Sebagaimana diketahui bahwa Dzulhijjah termasuk bulan haram atau mulia bersama Dzulqa'dah, Muharram, dan Rajab. Segala amalan salih yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah akan mendapat limpahan pahala luar biasa besar dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dikutip dari Rumaysho, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menjelaskan bahwa perintah puasa Dzulhijjah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
"Tidak ada satu amal salih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal salih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya, 'Tidak pula jihad di jalan Allah?' Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam menjawab, 'Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun'."
(HR Abu Dawud nomor 2438, At-Tirmidzi 757, Ibnu Majah 1727, dan Ahmad 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syekh Al Albani mengatakan hadis ini sahih. Syekh Syu'aib Al Arnauth mengatakan sanad hadis ini sahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim)
Mengenai hadis tersebut, Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, "Sepuluh hari awal Dzulhijjah seluruhnya adalah hari yang mulia dan dimuliakan, di dalamnya dilipatgandakan (pahala) amalan dan disunahkan bersungguh-sungguh ibadah pada waktu tersebut." (Al Mughni, 4: 443)
Editor : Hadi Widodo