Dalam peran ini, dia menerapkan banyak langkah untuk meningkatkan penyediaan pendidikan lokal. Setelah beberapa waktu sebagai wakil walikota di dewan kota, dia dinominasikan oleh partai untuk memimpin dewan di Olofstrom pada 2020. Akhirnya, dia menjadi walikota.
"Melalui usaha dan kerja keras saya, saya bisa membuktikan diri. Ketika jabatan walikota kosong, partai saya mencalonkan saya untuk posisi itu," tutur dia.
Menjadi perempuan dalam politik merupakan tantangan tersendiri, tetapi bagaimana dengan menjadi seorang Palestina dari Gaza, seorang walikota dan seorang ibu? Tamam Abou Hamidan memenuhi semua peran ini, tetapi dia tidak puas berhenti di situ.
Dia sekarang mencari cara untuk berdiri sebagai calon parlemen Swedia dalam pemilu September.
"Saya sangat senang dan bangga dengan apa yang telah saya capai di sini di Swedia. Fakta bahwa seorang gadis Palestina dari Gaza memiliki posisi seperti itu di Swedia adalah bukti perjuangan Palestina," ujar Abou Hamidan di akhir percakapan.
Dorongan dan tekadnya terbukti dengan sendirinya. Banyak yang mempercayai kemampuannya melangkah lebih jauh di panggung politik lokal dan nasional.
Editor : Hadi Widodo