NEW YORK - Berdasarkan studi PBB, perbatasan sepanjang 3.200 km antara Amerika Serikat (AS) dan Meksiko adalah rute migrasi darat paling mematikan di dunia.
Diterbitkan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi, sebuah badan PBB, laporan tersebut menyebut tahun 2021 sebagai tahun paling mematikan untuk migrasi di Amerika sejak 2014, ketika mulai mengumpulkan data.
Lebih dari 1.200 migran meninggal atau hilang di wilayah itu tahun lalu, dengan 728 meninggal atau menghilang di sepanjang perbatasan AS-Meksiko saja, 53% lebih banyak dari tahun 2020.
"Jumlah kematian di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko tahun lalu secara signifikan lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya, bahkan sebelum COVID-19," kata Edwin Viales, penulis laporan tersebut.
“Namun, jumlah ini tetap rendah karena beragam tantangan untuk pengumpulan data,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (7/7/2022).
Jumlah migran yang mencoba memasuki AS secara ilegal turun selama tahun 2020, di tengah penurunan perjalanan di seluruh dunia karena pandemi virus Corona, dan pemberlakukan langkah-langkah keamanan yang ketat diperbatasan oleh pemerintahan Trump kala itu.
Namun, petugas Patroli Perbatasan menghadapi lebih dari tiga kali lebih banyak imigran ilegal pada tahun 2021 dibandingkan pada tahun 2020, dan lebih dari 1,5 juta penangkapan telah dilaporkan tahun ini, melampaui rekor total tahun lalu sebesar 1,7 juta.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, sekitar setengah dari mereka yang meninggal atau hilang di seluruh Amerika pada tahun 2021 tetap tidak teridentifikasi.
Dari mereka yang dapat diidentifikasi, proporsi terbesar adalah orang Meksiko, diikuti oleh orang Guatemala dan Venezuela. Krisis di perbatasan menjadi sorotan bulan lalu setelah ditemukannya lebih dari 46 mayat migran di belakang sebuah truk dekat San Antonio, Texas.
Greg Abbott, gubernur Texas, menyalahkan tragedi itu pada kebijakan perbatasan terbuka Presiden Joe Biden dan penolakan untuk menegakkan hukum. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador juga menyebut kurangnya kendali AS di perbatasan sebagai pemicu insiden semacam itu.
Setelah menjabat Januari lalu, Biden menghapus hampir semua kebijakan keamanan perbatasan Trump, mengembalikan doktrin era Obama tentang melepaskan migran yang ditangkap ke AS, dan mengakhiri kebijakan 'Tetap di Meksiko' Trump, yang memaksa calon migran untuk tinggal di sisi perbatasan Meksiko sementara klaim imigrasi mereka diproses.
Editor : Hadi Widodo