BEIJING, iNews.id - Selama tiga bulan berturut-turut, Rusia mampu mempertahankan eksistensi posisinya sebagai pemasok minyak mentah utama ke China lantaran penyulingan independen berhasil meningkatkan pembelian pasokan yang didiskon serta memotong pengiriman dari pemasok lain seperti Angola dan Brasil.
Mengutip Reuters, Sabtu (20/8/2022), menurut data Administrasi Umum Kepabeanan China, impor minyak Rusia, termasuk pasokan yang dipompa melalui pipa Samudra Pasifik Siberia Timur dan pengiriman melalui laut dari pelabuhan Eropa dan Timur Jauh Rusia mencapai 7,15 juta ton, naik 7,6 persen dari tahun lalu.
Impor minyak mentah China pada Juli turun 9,5 persen dari tahun sebelumnya, dengan volume harian di level terendah kedua dalam empat tahun, karena penyulingan menurunkan persediaan dan permintaan bahan bakar domestik pulih lebih lambat dari yang diperkirakan.
Pembelian Rusia yang kuat menekan pasokan yang bersaing dari Angola dan Brasil, yang masing-masing turun 27 persen tahun-ke-tahun dan 58 persen.
Bea Cukai melaporkan tidak ada impor dari Venezuela atau Iran pada bulan Juli. Perusahaan minyak negara telah menghindari pembelian sejak akhir 2019 karena takut melanggar sanksi sekunder AS.
Impor dari Malaysia, yang sering digunakan sebagai titik transfer dalam dua tahun terakhir untuk minyak yang berasal dari Iran dan Venezuela, melonjak 183 persen pada tahun itu, menjadi 3,34 juta ton, dan naik dari 2,65 juta ton pada Juni.
Namun, pasokan Rusia pada bulan lalu setara dengan sekitar 1,68 juta barel per hari (bph), berada di bawah rekor Mei yang mendekati 2 juta barel per hari. China merupakan pembeli minyak terbesar Rusia.
Impor dari Arab Saudi berada di peringkat kedua dengan sebanyak 6,56 juta ton, atau 1,54 juta barel per hari. Namun, angka ini masih sedikit di bawah level tahun lalu.
Impor year-to-date dari Rusia mencapai 48,45 juta ton, naik 4,4 persen pada tahun ini, masih tertinggal di belakang Arab Saudi, yang memasok 49,84 juta ton, atau 1 persen di bawah level tahun lalu.
Editor : Hadi Widodo