Bisnis Kelapa Sawit
Pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong atau yang biasa disapa William menghasilkan sebuah ide bisnis yang kemudian dijalankan, yaitu usaha pengolahan kelapa sawit pada tahun 1991.
Mereka lantas mendirikan perusahaan bernama Wilmar Internasional yang merupakan gabungan dari nama depan mereka William & Martua, “Wil-Mar”. Perusahaan Wilmar International ini resmi didirikan dengan modal awal 7.100 hektar kebun kelapa sawit.
Martua Sitorus bersama rekan bisnisnya, William, mengelola perusahaan tersebut dengan sangat baik dengan menitikberatkan konsentrasi pada bisnis hasil perkebunan kelapa sawit. Bertambahnya usia perusahaan membuat mereka semakin lincah dalam menggarap pengelolaan perusahaan sehingga mereka mampu membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit.
Kisah Sukses Martua Sitorus, Pengusaha Sawit dan Orang Terkaya Ke-7 Indonesia. (Foto: MNC Media)
Krismon 1997
Dihadapkan pada krisis moneter di tahun 1997, Wilmar International ternyata tetap tegak berdiri di tengah tumbangnya berbagai perusahaan besar yang kala itu gulung tikar dan tak jarang yang menjual kepemilikannya. Keterampilan bisnis Martua Sitorus saat itu di uji. Perusahaan Wilmar International malah dapat memberikan 2,5 persen tunjangan krisis kepada para karyawannya, padahal banyak perusahaan lain yang memotong gaji karyawan mereka.
Bisnis dari Martua Sitorus melalui Wilmar International ini diketahui berbasis di Singapura dengan 48 perusahaan yang berbeda di mana salah satu perusahaannya itu adalah PT Multimas Nabati Asahan yang memproduksi minyak goreng dengan merek dagang Sania.
Perkembangan Bisnis Martua Sitorus
Keuntungan hingga miliaran dollar dihasilkan oleh Wilmar International. Tak heran jika diperkirakan perusahaan raksasa ini telah memiliki total aset sebesar USD1,6 miliar dengan total pendapatan USD4,7 miliar dan laba bersih USD58 juta di tahun 2005.
Tak puas dengan kesuksesannya, Martua Sitorus kembali mendirikan usaha lainnya yaitu pada bidang hilirisasi atau produk turunan yang memiliki nilai yang lebih tinggi.
Editor : Hadi Widodo