get app
inews
Aa Read Next : Pemkot Pekalongan bantu 259 orang ulama dan umaro.

Kisah Pendosa yang Tenggelam dalam Kemaksiatan

Jum'at, 16 September 2022 | 10:02 WIB
header img
Ilustrasi (Foto: Okezone)

PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Dari Riwayat Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang menghafal dari umatku 40 hadis tentang perkara agamanya, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat nanti bersama golongan para fuqaha & ulama”.

Meskipun para ahli Hadis menilai hadis tersebut daif, namun sebagaimana ijmak ulama, hadis daif masih bisa digunakan sebagai "landasan" dalam fadhailul a’mal (tambahan keutamaan amaliah. Hal tersebut menjadi inspirasi imam Nawawi mengelompokan hadist-hadits"arbain" (kumpulan hadits yg menjelaskan hal-hal paling mendasar yg menjadi pondasi agama Islam. Kumpulan hadits ini mencakup segala urusan dan kebutuhan umat muslim di dunia dan akhirat).

Diikuti kemudian oleh Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-Ushfury. Mengenai rincian riwayat hidup beliau sulit ditemukan. Mungkinkah karena sedikit karya beliau yg tersebar?

As Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-Ushfury membesut karya al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah yg berisikan hadist-hadits pilhan sebayak kurang lebih 40 hadist.

Di antara 40 hadis yg dimuat dalam ‘Usfuriyyah, banyak di antaranya yg berupa anjuran atau motivasi. Sebagian anjuran terkait dengan bahasan "tasawuf" menghindari sombong, tidak putus asa, dan anjuran taubat.

Beliau mengawali kitabnya dengan pengakuan atas dosa yg menggunung. “Al’abdul Mudznib”, hamba pendosa yang tenggelam dalam kemaksiatan. Harapan beliau tidak ada lain kecuali rahmat dan maghfirah dari Allah Swt. Beliau juga berharap dikumpulkan bersama Baginda Nabi Muhammad saw. di surga serta dijauhkan dari neraka.

Pada zaman Nabi Musa, terjadi masyarakat menolak mengurusi jenazah seorang laki-laki. Di mata masyrakat, lelaki ini tak lebih dari orang fasiq. Gemar melakukan dosa besar ataupun kecil. Tak hanya menolak mengurus jenazahnya, masyarakat bahkan membuangnya di gundukan kotoran hewan. Atas kejadian ini, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa.

“Hai Musa. Di kampung Fulan, ada seorang laki-laki meninggal dunia, sedang ia dibuang pada tumpukan kotoran hewan. Masyarakat tidak ada yg mau memandikan, mengafani dan menguburkannya. Padahal yang mati itu adalah satu di antara kekasih-Ku. Datangilah dia. Kamu mandikan, kafani, shalatkan, dan kebumikan orang itu.”

Usai mendapatkan perintah demikian, Nabi Musa menuju lokasi yg dikehendaki. Nabi Musa bertanya tentang siapa sebenarnya orang yang meninggal tersebut kepada warga sekitar.

“ Dia adalah orang fasiq. Suka menampakkan perilaku dosa besarnya kepada masyarakat dengan terus terang,” jelas warga sekitar mengomentari si mayat yg dimaksud.

“Bisakah saya ditunjukkan di mana letak mayat itu berada? Nabi Musa bersama orang² sekitar pun akhirnya sampai di lokasi keberadaan mayat. Beliau melihat ada janazah terbuang di atas kotoran hewan serta mendengar keterangan buruknya perilaku si mayat seolah-olah si mayat memang di masa hidupnya menjadi sampah masyarakat. Nabi Musa kemudian bermunajat kepada Allah.

Editor : Hadi Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut