PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Hidangan Ilmu lebih utama dari hidangan makanan atau materi apapun, dikutip dari Kajian Habib Muhammad bin Yahya Pekalongan:
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰـهُمَّ رَبَّنَا أَنزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنكَ ۖ وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرّٰزِقِينَ المائدة:(١١٤)
“Nabi Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezeki lah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama”.”
Syekh Muhammad as-Syinqithiy mengatakan, “Kaum Nabi Isa alaihis salam menuntut beliau agar Allah Taala menurunkan hidangan dari langit, Allah Taala pun mengijabah permohonan mereka melalui doa Nabi Isa alaihis salam.
Ayat 114 dari surat al-Maidah ini memiliki korelasi yang spektakuler, Allah Taala telah menurunkan al-Maidah yang dipahami artinya sebagai (مادية من صنوف الطعام) sesuatu yang berbentuk materi dari aneka makanan kepada Nabi Isa dan Ummatnya. Allah juga menurunkan hidangan berupa 114 surat yang merupakan jumlah total surat-surat dalam al-Qur’an. Dan hidangan Allah berupa al-Qur’an kepada ummat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam lebih utama dari hidangan yang Allah turunkan kepada ummat Nabi Isa alaihis salam.
Ni’mat ilmu lebih utama dari ni’mat berwujud materi apapun. Harta akan habis jika digunakan tetapi ilmu tidak, semakin diamalkan atau disyiarkan bakal nambah banyak aset kebaikannya. Perhatikan kehidupan saudara atau tetangga kita, mereka-mereka yang hanya mewariskan harta kepada anak-anaknya, seluruh materi tersebut akan habis bahkan hidupnya keblangsak, Naudzu Billah. Berbeda kehidupannya dengan anak-anak dari orang tua yang membekali anak-anaknya dengan ilmu dan pendidikan agama yang baik.
Editor : Hadi Widodo