Pekalongan,iNewsPantura.id - BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan pada Tahun 2022 maju pesat dibandingkan rerata pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan tumbuh 5,76% lebih tinggi dari Jawa Tengah yang tercatat tumbuh sebesar 5,31%.
Hal ini diungkapkan Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Jawa Tengah, Mathius Samuharwadi selaku narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion dalam rangka Hari Statistik Nasional Tahun 2023. Tema diskusi "Dibalik Layar Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan" diselenggarakan oleh BPS Kota Pekalongan, di Ballroom Hotel Nirwana Kota Pekalongan, Selasa (31/10/2023).
Dia berharap Kota Pekalongan terjadi pertumbuhan yang inklusif yaitu bisa menurunkan angka pengangguran, kemiskinan sekaligus mengurangi kesenjangan antar penduduk maupun wilayah di Kota Pekalongan ini. Pihaknya menilai, peran ekonomi Kota Pekalongan cenderung meningkat. Artinya, kecepatan pembangunan Kota Pekalongan secara rata-rata lebih tinggi daripada kecepatan pembangunan kabupaten/kota lain se-Jawa Tengah.
Untuk persentase penduduk miskin pada Tahun 2022 lalu, Kota Pekalongan tercatat 7,00 %, sedangkan Jawa Tengah 10,93%; Kabupaten Batang 8,98%; Kota Surakarta 8,84%; Kabupaten Semarang 7,27%. Sementara, untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Pekalongan sebesar 4,98%; Jawa Tengah 5,57%; Kabupaten Batang 6,64%; Kota Surakarta 5,83%; Kabupaten Semarang 4,81%.
Samuharwadi menyebutkan, lapangan usaha perdagangan dan industri pengolahan memiliki kontribusi tertinggi di atas 20 persen. Dimana, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada Tahun 2022 adalah transportasi dan akomodasi sebagai dampak dibukanya kembali aktivitas pembatasan sosial setelah pandemi Covid-19.
Samuharwadi menambahkan, BPS memotret kondisi pertumbuhan ekonomi berdasarkan realita yang terjadi saat ini, namun untuk target ditentukan dari eksekutif yang akan mengeksekusi melalui Pemda dan Bappeda.
Adapun pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditinjau dari beberapa indikator, di antaranya aktivitas kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang dicatat baik diciptakan residen dan nonresiden pada suatu periode tertentu.
"Statistik itu milik bersama, sehingga kita harus bersama-sama membangun penyediaan data baik itu statistik dasar maupun statistik sektoral yang berperan penting dalam menciptakan sistem perstatistikan nasional ke depan untuk menjadikan visi Indonesia lebih maju," tegasnya.
Kepala BPS Kota Pekalongan, Rahyudin menambahkan, kegiatan FGD ini diikuti oleh OPD dan respondent terkait dalam rangka membahas mempelajari bersama perjalanan perekonomian Kota Pekalongan.
"Kami dari BPS Kota Pekalongan sudah mempelajari masalah-masalah pertumbuhan ekonomi dalam setahun ini. Yang terpenting adalah kolaborasi data dengan para OPD dan responden dengan harapan pengumpulan data statistik sektoral ke depan bisa berjalan lebih baik lagi. Alhamdulillah mereka sudah semakin terbuka dan memahami manfaat pengumpulan Satu Data," tandasnya.***
Editor : Trias Purwadi