PEKALONGAN, iNews - Kader muda NU yang berkiprah di tingkat Global dan tinggal di luar negeri bukan hanya Ainun Najib yang sedang viral karena disebut Presiden Jokowi, banyak yang lain. Salah satunya adalah Miftakhul Huda (36), Pakar Teknologi Nano asal Pekalongan yang sekarang bekerja di Jepang.
Huda kepada iNews mengatakan, kader muda NU yang berkiprah di tingkat global banyak. "Kalau saya tak kenal Ainun Najib, tapi istri saya kenal, dan tokoh muda seperti beliau banyak, ada di Jerman, Inggris dan negara lain," ujarnya lewat wa kepada iNews hari ini (2/2).
Miftakhul Huda yang lahir di Pekalongan, 3 April 1986, sekarang bekerja sebagai Designated Assistant Professor di Nagoya University, Jepang. Ia juga pernah menjadi peneliti di Japan Science and Technology Agency (JST), Tokyo Institute of Technology. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Cabang Istimewa NU di Jepang selama 2 periode 2017-2019 dan 2019-2021. .
Huda yang merupakan anak dari pasangan buruh batik Suparno dan Tunas Setiawati usai lulus dari SMA 1 Pekalongan pernah diterima kuliah di Program D-3 STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Namun belum genap satu tahun dia memutuskan keluar dari STAN karena diterima di Bunka Institute of Language Japanese Course di negeri Jepang dengan jalur beasiswa. Lulus dari Bunka Institute of Language Japanese Course.
Tahun 2006 ia melanjutkan studinya ke Program S-1 Jurusan Aplikasi Elektronik di Japan Electronic College dengan beasiswa Jepang hingga tahun 2008. Selain itu, dia juga kuliah S-1 di Universitas Gunma, Jepang, di jurusan teknik listrik dan elektronik dan lulus pada tahun 2010.
Kemudian melanjutkan program studi S-2 di Jurusan Teknik Sistem Industri Universitas Gunma dan lulus dengan predikat terbaik dan kembali mendapatkan beasiswa S-3 dari Monbusho, yayasan milik Sanrio Co., Ltd. dan JSPS.
Dia mengambil spesialisasi di bidang nanoteknologi, semikonduktor, sel matahari Universitas Gunma. Tahun 2014, Miftakhul Huda berhasil mengantongi titel Doktornya dan bekerja di sebagai peneliti di Tokyo Institute of Technology.
Saat ini Huda tengah meneliti fuel cell, sebuah alat elektrokimia sebagai tenaga mesin kendaraan. Mobil kata dia, biasanya menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakarnya, teknologi fuel cell tidak lagi menggunakan itu, melainkan hanya menggunakan hidrogen tanpa karbon. Hal tersebut tidak menghasilkan pemanasan global. Teknologi tersebut, jelas Huda, sedang digalakkan di Jepang. Jika penelitiannya berhasil dan bisa diterapkan, maka akan dibangun jaringan pengisian bahan bakar hidrogen di semua wilayah Jepang.
Tiga tahun lalu, Huda nyaris pulang ke Indonesia karena diangkat sebagai rektor pertama di Institut Teknologi dan Sains NU (ITSNU) Kabupaten Pekalongan. Namun karena kendala teknis, dia batal pulang dan masih bertahan di Jepang bersama istrinya Anggita Aninditya Prameswari Prabaningrum dan kedua buah hati mereka.
Editor : Muhammad Burhan