get app
inews
Aa Read Next : Doa Khusus Penyembuh Sakit Lumpuh

Al Quran dan Sains Buktikan Kemampuan Semut Bisa Berkomunikasi

Jum'at, 11 Maret 2022 | 11:03 WIB
header img
Ilustrasi

JAKARTA - Dikutip dari Miracle of The Quran, semut memiliki kehidupan sosial yang teratur dan memiliki cara komunikasi yang kompleks dalam kebutuhan kehidupannya.

Semut-semut disebut memiliki sensor di kepalanya yang memiliki muatan kimia dan sinyal visual yang dikirimkan dan dikenali kepada jutaan koloni semut lainnya.

Otaknya sendiri memiliki setengah juta sel saraf yang terhubung ke mata majemuk, dan antena yang befungsi sebagai hidung dan alat peraba.

Bahkan, jika manusia menyadarinya, semut memiliki beraneka macam metode untuk berkomunikasi dengan sensor yang sangat sensitifnya. Mereka menggunakan organ tersebut setiap saat untuk menemukan sumber makanan dan menemukan koloni lainnya.

Reaksi dalam berkomunikasi yang dimiliki semut dapat dikategorikan sebagai alarm, perekrutan, dandan, pertukaran cairan oral dan anal, efek kelompok, pengakuan, dan penentuan kasta.

Cara berkomunikasi semut tersebut berada pada tingkat kimiawi yang dikenal sebagai feromon, yakni senyawa kimia yang dirasakan oleh bau dan disekresikan oleh kelenjar internal. Selain itu, mereka memainkan peran paling penting dalam mengorganisir masyarakat semut.

Ketika seekor semut mengeluarkan feromon, semut lainnya menerimanya dengan cara bau atau rasa dan sepatutnya akan merespon.

Semut merupakan salah satu hewan yang namanya Allah abadikan dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surah ke 27 yakni surah An-Naml yang dalam bahasa arab bermakna semut. 

Menurut beberapa tafsir penamaan surah An-Naml ini berdasarkan ayat ke 18 dan 19 dalam surat tersebut, yang menceritakan kisah Nabi Sulaiman dan semut.

Bagi Islam semut menjadi  bukti kebesaran Allah SWT. Contohnya, bisa berkomunikasi dan sains pun punya penjelasan ilmiahnya.

Kemampuan semut dalam berkomunikasi telah termuat di dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

"Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari," (An-Naml: 18).

Ayat tersebut menceritakan kisah Nabi Sulaiman AS saat ingin melewati koloni semut, dan para semut tersebut berkomunikasi di antara para koloninya.

Dari ayat di atas, Alquran menjelaskan bahwa setiap hewan memiliki cara berkomunikasi yang tidak manusia sadari, seperti contohnya semut.

Hal itu, tampaknya menjadi kerangka berfikir dari para ilmuwan modern tentang bagaimana semut-semut berinteraksi.

Penelitian feromon semut telah mengungkapkan jika semua sinyal yang dipancarkan sesuai dengan kebutuhan koloni. Selain itu, intensitas feromon yang dipancarkan juga bervariasi sesuai dengan urgensi situasi.

Hal tersebut, memberikan penjelasan Alquran menekankan fakta ini 1.400 tahun yang lalu, saat tidak ada pengetahuan tentang semut yang menjadi salah satu dari keajaiban ilmiah.

Editor : Hadi Widodo

Follow Berita iNews Pantura di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut