Kolam Sandar Dangkal, Kondisi Pelabuhan Penyeberangan Kendal Semakin Sepi

KENDAL,iNewsPantura.id – Sudah enam bulan, Pelabuhan Penyeberangan Kendal yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu tidak ada aktivitas.
Kondisinya kini semakin sepi dan tidak ada aktivitas yang berarti, apalagi setelah Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Kalibodri memilih untuk pindah rute, menjadikan pelabuhan yang sebelumnya menjadi kebanggaan Kabupaten Kendal ini praktis mangkrak.
Pelabuhan ini tidak lagi melayani penumpang, kapal milik swasta yang berniat untuk beroperasi di Pelabuhan Kendal terhambat karena kondisi kolam sandar yang dangkal.
Menurut Yulianto, eks pemasaran KMP Kalibodri, pihaknya sudah berencana untuk mendatangkan kapal baru ke pelabuhan ini. Namun, hingga saat ini, mereka belum mendapatkan izin untuk melakukan normalisasi kolam sandar.
"Ada kapal yang ingin masuk ke Kendal, tetapi terkendala karena kolam sandarnya dangkal. Kami sudah mengajukan izin ke Pemda untuk melakukan normalisasi secara mandiri, namun hingga kini belum ada izin yang diberikan," ujar Yulianto.
Dengan tidak beroperasinya pelabuhan, beberapa fasilitas yang ada di pelabuhan tersebut mulai rusak. Menurut Yulianto, ini adalah kerugian besar, mengingat banyak aset yang telah dibangun oleh pemerintah daerah dengan biaya yang tidak sedikit. "Sebenarnya kami hanya ingin agar pelabuhan ini tidak mangkrak. Sayang sekali jika aset Pemda yang sudah dibangun dengan biaya ratusan miliar justru terabaikan begitu saja," tambahnya.
Kondisi mangkraknya pelabuhan ini sangat mengecewakan penumpang, terutama bagi mereka yang memiliki tujuan perjalanan ke Kendal-Kumai (Kalimantan Tengah). Para calon penumpang yang datang untuk membeli tiket perjalanan harus kecewa karena pelabuhan tampak sepi, dan tidak ada kapal yang berlabuh di dermaga.
Salah satu penumpang, Ahmad Muhson, warga Temanggung, mengungkapkan kekecewaannya. "Saya rencananya akan berangkat ke Kumai untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit. Tapi setibanya di pelabuhan, saya diberitahu bahwa kapal sudah tidak beroperasi lagi," ujar Ahmad.
Senada dengan itu, Joko Suroso, seorang pekerja perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, juga mengungkapkan rasa frustasinya. Ia mengaku biasa menggunakan kapal KMP Kalibodri untuk pulang pergi, namun kini terpaksa mencari alternatif dengan berangkat melalui Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. "Kata petugas pelabuhan, kapal KMP Kalibodri sudah lebih dari tiga bulan tidak beroperasi. Akhirnya saya terpaksa pergi ke Semarang," tuturnya.
Kepala UPTD Pelabuhan Kendal, Budi Sulistyanto, mengakui bahwa saat ini pelabuhan tersebut tidak lagi ada aktivitas penumpang seperti biasanya. Ia menjelaskan bahwa KMP Kalibodri yang sebelumnya melayani rute Kendal-Kumai kini sudah tidak lagi beroperasi di Kendal dan telah dipindahkan rutenya ke Lombok oleh PT ASDP Indonesia Ferry.
"Memang benar, KMP Kalibodri tidak lagi ditempatkan di Kendal dan pindah rute ke Lombok. Akibatnya, pelabuhan di Kendal kini sepi tanpa ada aktivitas naik turun penumpang," kata Budi.
Kondisi pelabuhan yang mangkrak ini jelas menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat Kendal, yang berharap agar pelabuhan ini dapat kembali berfungsi dengan baik dan tidak terabaikan begitu saja.
Editor : Eddie Prayitno