Lonjakan inflasi membuat investor dan para spekulan minyak mencermati seberapa besar kesiapan The Fed untuk mengatasi masalah ekonomi negeri Paman Sam yang tengah dilanda kekhawatiran resesi. Jika Fed funds rate naik, maka diperkirakan akan menjadi kenaikan suku bunga AS terbesar dalam 28 tahun terakhir. Demikian dilaporkan Reuters, Rabu (15/6/2022).
Dari sisi permintaan, gejolak Covid-19 tiada henti di China masih terus membebani pasar. Terbaru, otoritas setempat terus mendeteksi sumber utama virus, yang menimbulkan kekhawatiran terhadap fase baru lockdown.
Lebih jauh, pasar minyak juga mengharapkan organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) mampu menggenjot produksi mereka untuk mengisi pasokan yang ketat.
Dalam laporan bulanannya, OPEC memperkirakan pasokan mereka akan meningkat melebihi volume pada masa pra-pandemi. Kendati demikian, mereka memperingatkan krisis geopolitik Rusia dan Ukraina, serta wabah baru Covid-19 dapat menjadi ancaman penghambat produksi.
Para produsen minyak itu menilai pertumbuhan permintaan minyak akan mulai melambat tahun depan. Ini terjadi akibat melonjaknya harga minyak di pasar.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait