Sumber Pemikiran, Sifat dan Karakter Khawarij

Hadi Widodo
Ilustrasi (Foto: Okezone)

PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Sumber pemikiran, sifat dan karakter Khawarij dikutip dari Kajian Habib Muhammad bin Yahya Pekalongan awalnya dari seseorang yang bernama Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim. Awalnya dia telah menuduh Rasulullah Muhammad tidak adil dalam pembagian harta rampasan perang, ucapannya membuat Umar bin Khatab hendak memenggal lehernya, akan tetapi dicegah oleh Rasulullah Muhammad.

Ciri khas Khawarij lainnya adalah mengkafirkan kaum muslimin yang tidak sepaham dengan mereka, menghalalkan darah dan harta kaum muslimin.

Ketika Dzul Kuwaishirah menghardik Rasulullah dengan kaya "idil" (adil) ya Muhammad, kemudian dia berbalik arah, Nabi saw bersabda :

"Sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yg membaca Al-Qur’an tetapi tidak sampai melewati kerongkongannya, mereka membunuh orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala. Mereka terlepas dari Islam sebagaimana anak panah yg terlepas dari busurnya. Kalau aku menjumpai mereka sungguh akan aku perangi mereka sebagaimana memerangi kaum ‘Ad."

Dalam hadits tersebut juga disebutkan tentang terawangan Rasulullah yg menyatakan bahwa Dzul Khuwaishirah kelak akan mempunyai kawan-kawan yg ahli ibadah sehingga shalat dan puasa mereka jauh melampaui shalat dan puasa sahabat-sahabat besar saat itu. Penerawangan Rasul tersebut terbukti benar tatkala sejarah mencatat bahwa Dzul Khuwaishirah bergabung dengan para Khawarij yg memberontak terhadap Khalifah Ali dan akhirnya terbunuh di dalam perang Nahrawan.

Kita awali.... Ibnu Abbas adalah "putera dari paman Rasulullah, Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim". Sejak kecil, Ibnu Abbas memang gemar menuntut ilmu. Suatu waktu Rasulullah mendoakan Ibnu Abbas,

“Ya Allah, berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir).”

Mendapat keberkahan doa Rasulullah ini, akhirnya Ibnu Abbas pun dikenal sebagai seorang ahli tafsir. Selain itu Ibnu Abbas juga banyak meriwayatkan hadits, yakni terbanyak kelima setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ummul Mukminin Aisyah.
Al kisah kita awali kepiawaian Ibnu Abbas dalam berhujjah dengan Khawarij.

Dalam sebuah wasiatnya Rasulullah bersabda :

"Maka sungguh, siapa yg hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yg banyak, maka wajib atas kalian mengikuti sunnahku dan sunnah al Khulafaur (4 khalifah) yg mendapat bimbingan dan petunjuk, pegang eratlah sunnah itu dan gigitlah dengan geraham² kalian.”(HR. Ibnu Majjah).


Nasihat ini ternyata tidak dihiraukan oleh orang² yg mengikuti hawa nafsunya, kaum Khawarij misalnya.

Meski mereka orang yg rajin ibadah, tekun berzikir bahkan jidat-jidat mereka hitam terluka karena banyaknya shalat malam, namun tatkala jalan yg mereka tempuh "bukan" jalan sahabat Rasulullah salaf (pendahulu umat ini).

Pasca-arbitrase (perundingan pihak Ali dan Muawiyyah), Ali dan pasukannya memasuki kota Kufah sedangkan Khawarij menuju Harura’. Pimpinan mereka adalah Abdullah bin al-Kawa’, Itab bin al-A’war, Abdullah ar-Rasibi, Urwah bin Jarir, Yazid bin Ashim dan

Hurqush bin Zuhair. Jumlah mereka sekitar 12.000 orang. Mereka eneriakkan jargon “tidak ada hukum kecuali milik Allah” sebagai bentuk perlawanan pada arbitrase yg dianggap menjadikan manusia sebagai penentu hukum. Mereka adalah para ahli ibadah yg sayangnya merasa lebih paham agama daripada Ali bin Abi Thalib sehingga sulit disadarkan.

Editor : Hadi Widodo

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network