Terciduk BPOM! Ada Kandungan Pengawet Mayat dalam Bahan Makanan di Pasar Induk Batang

Kasirin Umar
Petugas BPOM melakukan pengecekan sejumlah bahan makanan di Pasar Induk Batang. Foto:inewsPantura.id /Kasirin Umar

BATANG, iNewsPantura.id  –  Meski sudah gencar melakukan operasi,  masih saja ditemukan zat kimia berbahaya dalam makanan. Di pasar Induk Batang, Jawa Tengah ada kandungan pengawet mayat yang terciduk BPOM ada dalam makanan!

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang jelang Lebaran gencar melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar, termasuk pasar induk kota Batang, Kabupaten Batang, Selasa (04/04/2023). Petugas BPOM didampingi instansi terkait melakukan sidak ke sejumlah produk olahan makanan yang disinyalir mengandung bahan pengawet berbahaya. Di pasar induk kota Batang ditemukan makanan yang mengandung formalin (bahan pengawet mayat) pada ikan kering cumi, teri nasi dan agar-agar. Juga ditemukan pewarna tekstil, Rhodamin dan Auramiin pada kerupuk usek, yakni kerupuk yang digoreng dengan pasir dan mie.

Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda BPOM Semarang Sukriyah mengatakan, jika bahan-bahan kimia berbahaya tersebut sampai dikonsumsi dalam jangka panjang akan berdampak buruk bagi kesehatan , yakni Toxisitas atau merusak organ tubuh manusia. 

"Formalin sebetulnya untuk mengawetkan mayat, bayangkan kalau bahan berbahaya itu dikonsumsi dan masuk ke dalam saluran cerna kita tentu merusak organ tubuh,” katanya usai melakukan pengecekan bahan pangan, di pasar induk kota  Batang.

Menurut Sukriyah, sebagai tindak lanjut, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Batang, untuk melihat langsung proses produksi bahan makanan agar-agar yang berada di daerah Kecamatan Warungasem."Untuk para pedagang akan kami lakukan pembinaan, agar memahami jenis-jenis bahan tambahan pangan yang diizinkan maupun yang dilarang,” tegasnya.

Ia juga mengimbau, masyarakat agar waspada terhadap makanan yang dikonsumsinya sehari-hari. Perhatikan keamanan makanan yang dikonsumsinya."Secara fisik bisa dilihat jika bahan pangan yang mengandung pengawet berbahaya cenderung lebih kaku atau kenyal, sedangkan yang alami teksturnya lebih lembut. Untuk makanan yang berpewarna tekstil cenderung lebih cerah dibandingkan pewarna alami,” ujar dia.

Ia mengungkapkan lebih lanjut, sebanyak 21 sampel makanan setelah dilakukan pengecekan, 6 di antaranya mengandung pengawet makanan berbahaya. Yakni 3 positif formalin dan 3 lainnya positif pewarna tekstil. 

Editor : Muhammad Burhan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network