KENDAL,iNewsPantura.id - Pelindungan pekerja migran, masih menghadapi berbagai tantangan, seperti minimnya akses informasi, lemahnya sistem pengaduan, serta kurangnya sinergi antar pihak terkait.
Upaya untuk memperkuat pelindungan pekerja tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan kolaborasi lintas sektor, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dunia usaha, media, dan komunitas pekerja itu sendiri.
“Kita ingin melibatkan seluruh kelompok masyarakat di komunitas terlibat dalam partisipasi perlindungan pekerja migran untuk mensukseskan desa migran emas,” ungkap KH Nur Choiron, wakil sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam) PBNU saat Kick Off Multi Stakeholder di Gedung Dharma Wanita Kendal Kamis 6 november 2025.
Penyelenggaraan Pertemuan Kick Off Multi Stakeholder Program Penguatan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Berbasis Komunitas akan menjadi forum awal untuk menyatukan visi, memperkuat kolaborasi, dan merumuskan
arah strategis bersama dalam penguatan perlindungan pekerja Indonesia.
“Juga memperkenalkan program dan rencana kerja penguatan pelindunga pekerja Indonesia dan membangun komitmen dan dukungan lintas pemangku kepentingan,”imbuhnya.
Sementara Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi mengaku tidak bangga Kendal menjadi kabupaten kedua pemasok TKW terbanyak di Jawa Tengah.
”Ini menjadi gambaran bahwa Pemerintah Daerah harus bisa memberikan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, agar warga Kendal tidak perlu bekerja di luar negeri,” katanya.
Sedangkan Cicik Sulastri adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Kendal menyebutkan ada lima kecamatan pemasok tenaga kerja keluar negeri yang siap bekerja di bulan Oktober.
Yakni Gemuh dengan jumlah Pekerja Migran Indonesia sebanyak 247,kemudian Cepiring sebanyak 223, Rowosari ada 217, Ringinarum sebanyak 210 dan Weleri ada 200 orang.
“Negara tujuan ada di Hongkong, Taiwan dan Singapura. Jumlah total PMI di Kendal hingga Oktober 2025 sebanyak 2.370 dengan rincian disektor formal sebanyak 315 orang dan informal sebanyak 2055 orang,” terang Cicik.
Editor : Eddie Prayitno
Artikel Terkait
