PEKALONGAN, iNews - Kritik atas lambannya perkembangan Kota Pekalongan yang dilayangkan oleh Lingkar Kajian Kota Pekalongan (LKKP) mendapat tanggapan positif dari Sekretaris Bappeda Kota Pekalongan, Cayekti. Dengan terbuka, ia menyatakan kesannya yang baik atas keberanian para penggiat LKKP untuk buka suara. Bahkan, ia juga mengapresiasi langkah yang telah ditempuh LKKP sebagai komunitas anak muda yang telah berbadan hukum.
"Ini langkah yang baik. Ini juga menunjukkan keseriusan dan komitmen LKKP untuk dapat berkontribusi bagi pembangunan di Kota Pekalongan. Ini juga menunjukkan kalau LKKP siap menjadi mitra kami di Pemerintah Kota Pekalongan," tutur Cayekti saat hadir di acara halalbihalal LKKP di Gadung Yayasan Abdul Gaffar Ismail (YAGIS), Kamis (5/5/2022).
Dalam kesempatan itu, Cayekti juga menuturkan pengalamannya saat masih menyandang predikat sebagai pelajar dan mahasiswa yang duduk di salah satu bangku kampus biru di Yogyakarta. Ia ungkapkan, sejak masa itu ia telah ikut aktif dalam keorganisasian pelajar dan mahasiswa. "Dulu, waktu masih SMA, saya juga aktif di OSIS, waktu itu ada fenomena perkelahian antarpelajar. Dan lewat OSIS pula akhirnya saya dan teman-teman saat ini menginiasi untuk mengatasi masalah itu. Kami bikin pertemuan dan berusaha menemukan solusi-solusi," kenangnya.
Sementara, pada saat menyandang jaket almamater kampus biru, tutur Cayekti, ia juga aktif berorganisasi. "Pada fase ini saya berkenalan dengan berbagai macam pemikiran. Terutama sekali pemikiran-pemikiran Barat, filsafat Barat. Saya ikuti diskusi-diskusi yang menarik itu. Tetapi, setelah kemudian saya pelajari lagi, ternyata konsep-konsep itu tercetus berdasarkan pengalaman para pemikir itu di negara mereka dengan latar belakang budaya mereka. Dan, tidak seluruh pemikiran mereka juga bisa diterapkan atau cocok untuk membaca kondisi yang ada di sini," jelasnya.
Tersebab itu, Cayekti yang hadir mewakili Walikota Pekalongan mengingatkan, agar penggiat di LKKP juga melakukan riset dan penggalian khazanah dunia pemikiran dari bangsa sendiri dan kearifan-kearifan lokal yang ada di Pekalongan khususnya. "Sebab, itu menarik. Dan, siapa tahu dari penyingkapan kearifan lokal itu akan muncul solusi-solusi yang tepat untuk diterapkan dalam pembangunan dan pengembangan Kota Pekalongan," katanya.
Cayekti juga berpesan, agar para penggiat LKKP juga mulai membiasakan diri untuk melihat setiap persoalan dengan pendekatan dan metode yang komprehensif. Tujuannya, agar di dalam menyimpulkan suatu masalah tidak hitam-putih. Sehingga, didapat formula yang tepat pula untuk menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya pada generasi milenial.
Editor : Ribut Achwandi
Artikel Terkait