Kisah Perjuangan Dr Oen di Masa Perang Kemerdekaan, Penolong Bagi Wong Cilik

Hadi Widodo
Kisah Perjuangan Dr Oen di Masa Perang Kemerdekaan (Foto: Sindonews)

Pada masa perang kemerdekaan pecah, jiwa kemanusiaan Dr Oen terpanggil membantu para pejuang. Pada masa Serangan Umum Solo tahun 1949, saat pasukan Slamet Riyadi berjibaku melawan tentara NICA, Dr Oen tidak peduli dengan desingan peluru Belanda yang berseliweran.

Dr Oen dengan berani memasuki wilayah Republik Indonesia dan menolong pasukan-pasukan yang terluka. Dr Oen sering berlari sendirian memasuki rumah-rumah yang dijadikan tempat pasukan yang terluka dengan membawa obat bedah. Kenangan banyak tentara pejuang utamanya prajurit Tentara Pelajar tentang Dokter Oen menjadi penghargaan sendiri. Dr Oen dengan gagah berani menantang Belanda yang melarang dokter masuk ke wilayah Republik.

Pengabdian dokter Oen jauh dari sekadar mengobati pasien miskin. Sang dokter juga menyelundupkan penisilin untuk Jenderal Sudirman yang tengah bergerilya melawan Belanda. Saat itu susah sekali mendapatkan obat tersebut. Dr Oen pula yang membantu mengobati para pejuang saat perang kemerdekaan.

Dokter Oen orang yang amat sederhana, seluruh daya hidupnya digunakan untuk menolong orang lain. Ia membuka praktek di rumahnya di wilayah Pasar Legi Solo, uniknya Dokter Oen selalu membuka Praktek jam 3 pagi, Dokter Oen senang dengan angka 3, ia lahir 3 Maret 1903 artinya : 333, angka 3 dalam mitologi angka Cina adalah "berlari" atau ada arti lain "mengubah" Dokter Oen berprinsip mengubah dari yang sakit menjadi sehat.

Orang-orang susah seperti tukang becak, pedagang kecil, tukang sapu jalanan, kuli pasar semuanya berobat ke Dokter Oen, di pojok ruang praktek ada kotak uang, bagi pasien semampunya memasukkan uang di kotak uang itu, hal ini ia lakukan sama dengan kakeknya.

Tidak jarang Dokter Oen malah nombok, pernah suatu saat ada orang terkena penyakit lever parah, dokter Oen dengan tekun mengobati, bila tahu pasiennya adalah orang miskin, ia selalu bertanya "naik apa ke sini" bila dijawabnya naik becak, ia sendiri yang membayari ongkos becak si sakit. Dokter Oen ikhlas membantu pasien siapapun orangnya, pintu rumahnya selalu terbuka.

Orang Solo menganggap Dokter Oen adalah Pahlawan mereka, ketika Dokter Oen meninggal dunia pada tahun 1982, ribuan rakyat jelata Solo, seperti tukang becak, pedagang pasar, tukang parkir, bakul batik menyambangi dokter Oen, berbaris-baris rakyat melambaikan tangan saat jenazah dokter Oen melewati jalanan Slamet Riyadi, ribuan orang menangis menyaksikan Pahlawannya pergi dan meninggalkan kenangan akan kemurahan hatinya sebagai manusia, seorang 'dokter yang menghargai kemanusiaan'.

Perlu diketahui Dr Oen dianugerahi gelar kehormatan Kanjeng Raden Toemenggoeng Hario Obi Darmohoesodo oleh Puro Mangkunegaran pada 11 September 1975.

Editor : Hadi Widodo

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network