Dilanjut, Qatar punya rencana untuk meningkatkan kapasitas ekspor sekitar 60% pada tahun 2027 sebelum perang dimulai. Peluang jangka menengah untuk memasok LNG ke Eropa.
"Akan menjadi keuntungan, baik secara ekonomi jika kesepakatan tercapai dengan harga saat ini, dan secara politik," bebernya.
Serta sebagai negara monarki semi-konstitusional dengan emir sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan, Qatar tidak harus melalui proses pengambilan keputusan yang rumit atau mendapatkan dukungan politik dari berbagai pihak.
Pada sistem politik negara tersebut telah dianggap oleh organisasi Barat sebagai rezim otoriter.
Bahkan, pihak Amnesty International telah mengecam praktik yang dianggapnya sebagai eksploitasi dan pelecehan terhadap pekerja migran.
Nilai plus terbesar LNG adalah lebih mudah untuk diangkut. Tercatat gas cair ini dapat dimuat ke kapal dan tidak memerlukan pembangunan jaringan pipa gas besar dengan investasi jutaan dolar jangka panjang.
Di tahun 2019, Qatar mengumumkan rencana untuk meningkatkan ekspor LNG sebesar 64% pada tahun 2027, sebuah ambisi untuk mengembangkan bisnisnya.
Dari rencana itu perusahaan milik negara, Qatargas, telah mencapai kesepakatan untuk meningkatkan produksi di kawasan North Field, sebuah anjungan raksasa lepas pantai yang meluas ke perairan Iran dan salah satu cadangan gas alam terbesar di dunia.
Sementara untuk ekspansi tersebut akan memungkinkan Qatar meningkatkan kapasitas produksi LNG dari 77 juta menjadi 110 juta ton pada tahun 2025, seiring dengan permintaan produk yang terus meningkat.
Permintaan LNG juga tumbuh di negara-negara belahan bumi lain.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait