Nama Soegiarin memang tak setenar pahlawan-pahlawan lainnya. Hingga kini tak ada yang mengangkat nama Soegiarin sebagai pahlawan atau orang yang diberi penghargaan atas jasa besarnya.
Karena tanpa campur tangannya, tak mungkin kabar kemerdekaan Indonesia didengar seluruh dunia yang pada akhirnya menentukan dukungan.
"Mas Rin saat itu tak mau mengurus veteran untuk tujuan mengharap tunjangan. Seperti saudara-saudara kami sekandung, meski pada berjuang dan bergabung dalam barisan Tentara Pelajar Brigade 17,” kata eyang Giri.
“Namun tak satu pun menyandang veteran. Prinsipnya kami berjuang tak mengharapkan pamrih. Kalau dihargainya bersyukur, kalau tidak ya tak akan nuntut, "
Soegiarno yang tinggal di sebuah rumah di depan Makam Belanda Kalibanteng Semarang menceritakan bahwa kakaknya sebelum wafat di Jakarta pada 2 November 1987 telah berwasiat agar dimakamkan di makam keluarga Bergota Semarang.
Editor : Hadi Widodo