"Sedangkan fakta di lapangan sejauh ini menjelaskan, hepatitis misterius prevalensi kasusnya lebih banyak dialami anak-anak. Kasus pada orang dewasa sangat jarang dilaporkan," terang Dicky pada MNC Portal, Jumat (13/5/2022).
"Artinya, indikator bahwa penyakit harus mengancam semua golongan manusia dan usia tidak berlaku di hepatitis misterius sejauh ini. Jadi, penyakit tersebut sejauh ini belum bisa dikatakan pandemi," tambah Dicky.
Selain itu, indikator lain untuk menyatakan bahwa suatu penyakit dikategorikan sebagai pandemi adalah mayoritas patogen baru. Artinya, mayoritas manusia tidak punya imunitas terhadap patogen tersebut. "Kemudian, indikator lain adalah penyakit dialami di banyak negara, lintas benua," sambungnya.
"Dari indikator-indikator tersebut saja saya nilai hepatitis misterius akan menjadi pandemi sangat jauh. Tapi, penyakit ini berjalan dinamis, kita semua masih terus memantaunya," tambah Dicky.
Sekadar informasi, di Jakarta sendiri ada sebanyak 14 anak-anak dan 7 orang dewasa terjangkit wabah hepatitis akut misterius. Diketahui Pemprov DKI mencatat 21 kasus Hepatitis di Jakarta per 11 Mei ini.
Dari 21 kasus, 14 orang termasuk 3 yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun. Untuk 7 orang lainnya usia 16 tahun lebih sehingga tidak masuk kriteria WHO (organisasi kesehatan dunia) sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait